Rabu, 03 Agustus 2016

Pendakian Gunung Mutis


Hundred Miles-Ekspedisi ke Pucak Gunung Mutis
(06/05/2016)



Tugu di Puncak Gunung Mutis
Gunung Mutis adalah salah satu gunung di pulau Timor Propinsi Nusa Tenggara Timur, Gunung ini mempunyai ketinggian/elevasi 2.427 Meter dari Permukaan Laut yang menjadikannya sebagai Titik Tertinggi di Nusa Tenggara Timur. 

Gunung ini berada di Kabupaten Timur Tengah Selatan di wilayah Cagar Alam Mutis, 150 km dari Kota Kupang atau sekitar 45 km sebelah utara dari kota So'e ataupun berkisar 22 km dari Desa Kapan.

Perjalanan menuju Cagar Alam Gunung Mutis dari Desa Kapan (Kecamatan Molo Utara) ini terbagi 2 rute. Team My Trip My Tapaleuk (MTMT) mengambil rute perjalanan Jalur Selatan melewati Desa Fatumnasi, adapun jalur timur harus melewati desa Bonleu dilanjutkan ke sabana di Kaki Gunung Mutis yang sangat luas, bisa juga ditempuh dari arat utara melalui kabupaten TTU.

Papan Informasi Pos Cagar Alam Gunung Mutis
Kawasan Gunung Mutis dan sekitarnya merupakan daerah terbasah di pulau timor, hujan turun hampir setiap bulan dengan frekuensi hujan tertinggi terjadi pada bulan November sampai Juni ,Suhu dikawasan berkisar antara 14’C – 29’C, dan pada kondisi ektrim dapat turun hingga 9’C . Angin Muson barat terjadi pada bulan November sampai Maret dengan kelembaban cukup tinggi karena mengandung uap air atau siklus musim hujan sementara pada bulan Juni sampai dengan Agustus agin muson timuran berkecepatan tinggi dengan kelembaban rendah membawah hawa dingin dari daratan benua australia tanpa uap air menjadikan siklus musim kemarau. 

Pada periode angin timuran khususnya bulan Juli s/d pertengahan bulan agustus disarankan tidak melakukan pendakian karena udara dingin kering yang sangat ekstrim melanda sebagian besar pulau Timur dan kawasan gunung Mutis. Bahkan menurut keterangan Masyarakat didesa sekitar gunung yang merupakan salah satu suku tertua di NTT yaitu suku Dawan bahwa manusia dan hewan bisa mati karena kedinginan.

Setelah bersusah payah akhirnya menjelang jam 17:30 Team MTMT dengan mengendarai Jeep Mambo (CJ 5) berpenggerak 4 roda (4 Wheel Drive) berhasil menerobos masuk ke sabana di kaki gunung dalam kondisi hujan ringan dan jalan tanjakan offroad sangat licin dan berlubang akibat kikisan aliran air hujan yang melalui tanah lempung merah yang menjadi dasar jalan. 

Team Harus berjuang hampir sepuluh kali menaklukan tanjakan yang basah dan licin tersebut yang menjadi satu-satunya jalur jalan menuju kaki gunung. 

Ternyata di Sabana sudah terdapat 1 kelompok pendakian yang terlebih dahulu mendirikan kemah satu kelompok lagi mendirikan kemah diluar jalur masuk menuju sabana karena kendaraan mereka yang tidak bisa melewati jalan masuk yang berlumpur dan licin tersebut. kedua kelompok tersebut memarkirkan kendaraan jauh di luar sabana.

Om Nue yang kita ketemu didesa Nenas menjadi satu-satunya Guide mengantarkan kami sampai di tempat yang akan kami dirikan Kemah, setelah itu Guide kami pamit pulang dan berjanji akan kembali besok pagi untuk menemani pendakian.

Setelah mendirikan kemah dan memasak makanan, Matahari pun mulai terbenam kami sempat melepas lampion kemudian menikmati langit malam di padang sabana Gunung Mutis. Kami sangat bersyukur karena setibanya di sabana cuaca mulai cerah, hujan yang mengguyur kami semenjak di desa Nenas sampai menjelang jalan masuk kaki gunung telah berhenti langitpun bersih dari awan. 

Sabana Kedua di Kaki Gunung Mutis
Pemandangan langit di Sabana kaki gunung sangat menakjubkan ditengah malam langit seakan dipenuhi butiran kilauan cahaya yang datang ribuan bahkan jutaan tahun cahaya itulah Galaksi Bima Sakti (Milky Way) tempat gugusan tata surya kita yang berpusat pada Matahari berada. Suhu udara semakin dingin namun tanpa hembusan angin kami memasuki tenda untuk tidur malam. 

Menjelang subuh udara dingin sangat mengigit serasa merasuk sampai ke tulang, seluruh Anggota Team terbangun saya berinisiatif membakar kembali kayu yang semalam kita buat api unggun pada bekas pohon mati di belakang tenda untuk menghangatkan tubuh da memasak kopi hingga pagi hari.

Team MTMT memulai pendakian pada jam 08:30 dengan tujuan pertama savana padang rumput di lereng gunung. Pada titik ini jalur pendakian belum terlalu terjal/vertikal dan diperkiraan baru 1/3 dari puncak gunung. Dua Anggota Team Menarik diri dari pendakian kembali ke kemah sekarang team pendakian tinggal 3 orang terus melakukan pendakian. 

Setelah beristirahat sebentar dan menikmati padang rumput yang dikelilingi pohon sambil diterpa kabut dan angin dingin, seketika lelah dan peluh di badan terasa hilang berganti semangat menggapai "Kanopi Tertinggi" di Propinsi NTT. Team juga sempat memotret kuda liar yang sedang bebas merumput di savana ini.

Add caption
Perjalanan pendakian dilanjutkan dan temperatur udara semakin dingin bertarung dengan suhu tubuh yang makin meningkat karena 2/3 pendakian ini adalah yang paling menantang dan membutuhkan stamina yang prima. Bermodal tongkat kayu dan sedikit air mineral bekal team dalam pendakian. Istirahat pun terkadang hanya bisa menopang pada kayu tongkat yang dipakai membantu pendakian karena sebagian besar pohon dijalur pendakian berlumut sementara tanah pijakan jalur pendakian basah disirami hujan dan kabut yang datang silih berganti.

Ada kesan yang mendalam sepanjang jalur pendakian pada daerah punggung gunung ini serasa kita menemukan dunia yang hilang, dunia jurasic atau dunia dengan pohon2 tua yang bergelantungan berbagai jenis tumbuhan benalu, batang dan tangakai pohon berjubah lumut serta tumbuhan pakis di lantai hutan tersadar bahwa kita telah memasuki dunia nyata hutan homogen dataran tinggi yang selama ini hanya dapat kita tonton dalam film friksi ilmiah seperti Jurasic Park. Pepohonan bak Bonsai Raksasa yang disamarkan dan dilindungi oleh selimut kabut, Sungguh mempesona dan juga membangkitkan bulu kuduk ketika kita berada sendirian terpisah dari rombongan didalam hutan pendakian gunung ini.

Nyeker karena Sepatu
sudah basah kuyup 
Didalam Kawasan Cagar Alam serta sekeliling tubuh gunung mutis ini masih banyak hewan liar seperti Sapi dan Kuda yang bebas merumput serta sekelabat Rusa Timor (Servus Timorensis) yang berpindah tempat terusik akan kehadiran kami sementara jauh di atas ketinggian pohon bertengger bermacam jenis burung Koak Kaok/Koak Timor (Cucak Timor), Dara Timor yang jauh lebih besar dari Burung Merpati serta beberapa jenis burung ukuran besar, Punglor Cendana serta berbagai jenis burung berkicau ukuran kecil.

Sambil menikmati suasana hutan Team tetap fokus melangkah pada satu-satunya rute pendakian jalan setapak yang terjal dengan kemiringan berkisar rata-rata 60 derajat lebih namun tidaklah licin terbukti salah satu anggota team (Fradila Dahlan) yang melepas sepatu kemudian meneruskan pendakian tanpa alas kaki sampai ke puncak serta menuruni puncak dengan kaki kosong (nyeker) karena didalam sepatu kita telah basah akibat rembesan air hujan yang turun membasahi tumbuhan semak dan rerumputan sepanjang rute pendakian.

Jalur Pendakian iika diperhatikan dengan baik kita akan menemukan bekas cacahan kulit di pohon2 yang dibuat oleh pendaki sebelumnya agar tidak tersesat namun ada baiknya kita menggunakan Guide penduduk setempat yang menuntun pendakian karena susana kabut yang membatasi jarak pandang dan medan yang basah bisa membuat kita salah jalan dan kemungkinan tersesat.


Vegetasi berbagai tumbuhan atau tanaman disekeliling gunung Mutis ini cukup lebat dimana pohon2 yang tidak pernah dijamah maupun ditebang tetap berdiri kohoh membuat tudung penghalang matahari bagi tanah tumbuhan lain dibawahnya. Pada 2/3 bagian gunung saya lebih menyukai isntilah punggung gunung, pohon2 disini mempunyai ukuran besar-besar yang tumbuh lurus dan menjulang tinggi. Adapun beberapa rebahan pohon yang mulai lapuk namun masih setia diselimuti lumut tersebut bukannya ditebang tapi tumbang karena tersambar petir demikian penjelasan Om Nue.


Guide Gunung Mutis
sangat tangguh 
Ada satu kejadian yang nyaris menjadi bencana saat team MTMT berada ditengah jalur pendakian/punggung gunung mutis kala Anggota Team (Fradila Dahlan) yang mengambil inisiatif istirahat pada batang pohon lapuk di pinggir jalur pendakian tiba2 team diserang oleh ratusan lebah besar yang mungkin terusik dari sarangnya di dalam batang pohon yang diduduki tadi membuat kami berlarian menjauhi batang pohon lapuk yang dijadikan sarang tawon tersebut. 

Serangan tawon besar mengakibatkan sengatan dilengan dan kepala didera oleh Dila yang dengan reaksi pembekakan dan perih, namun Om Nue yang menjadi Guide kami dengan cekatan mengambil beberapa lembar daun pada pohon pilihan disekitarnya kemudian memanggangnya dengan pemantik Api yang kebetulan saya bawa lalu menempelkan pada luka sengatan tawon, sungguh mujarab sekali bengkak dan sakit perih segera berkurang dan pendakian dapat dilanjutkan lagi.

Dari pengalaman tersebut Team menyarankan saat melakukan pendakian atau berada dimanapun lingkungan yang tidak kita kenal perhatikan benda2 disekeliling kita sebelum kita menyentuhnya karena mungkin ada binatang penyengat atau berbisa yang bisa membahayakan nyawa kita maupun merusak rencana yang sudah kita programkan.

Pepohonan yang diselimuti lumut
Rute perjalanan 3/3 bagian atas pendakian berikutnya mendekati puncak gunung vegetasi tumbuhan mulai berubah dimana pohon2 yang tumbuh di ketinggian ini batangnya lebih kecil diperkirakan sepeluk orang dewasa berbeda pepohonan di ketinggian 2/3 (punggung gunung) yang batang pohon besarnya membutuhkan 5 sampai 7 orang untuk dapat sepenuh memelukinya. 

Pada bagian ini jalur pendakian mengarah ke Puncak Laki sebelum menggapai Kanopi tertinggi di Nusa Tenggara Timur Puncak Gunung Mutis yang sebenarnya. Setibanya dipuncak Laki kabut semakin tebal dan basah demikian pula jarak pandang semakin terbatas kadar oksigen juga semakin tipis serta udara dan angin dingin mulai menerpa. 

Team mengambil kesempatan istirahat sebentar sambil mengumpulkan tenaga. Kami mencoba mengambil Gadged masing-masing untuk sekedar mengambil dokumentasi pribadi dan mencari signal Selular karena sejak dikaki gunung Handphone kita tidak mendapat signal BTS, Praktis komunikasi dengan dunia luar tidak dapat dilakukan. 

Di puncak Laki gunung Mutis ini Signal Seluler yang diterima oleh Perangkat HP kita berasal dari Timor Leste, wah gawat tuh kalo dibiarkan bisa kena Roaming Internasional. Bayangin pengalaman pernah melakukan percakapan ke timor leste permenit bisa kena biaya Rp. 50.000,- wow mahal kan. Sinyal BTS Timor Leste bisa sampai ke puncak Laki ini karena secara topologi jarak antara puncak gunung mutis dan perbatasan Enklave Oekusi (Timor Leste) hanya berkisar 9 km menurut line of sight communication (Jarak Pandang Signal Komunikasi tanpa halangan). Okey HP kemudian diset menjadi mode Pesawat artinya tetap hidup tapi tidak terhubung dengan BTS manapun. 

Bak Jurasic Word
Pendakian dari puncak Laki menuju Puncak Gunung Mutis berjarak kurang lebih 150 Meter namun menipisnya kadar Oksigen di daerah ketinggian 2400 meter, cuaca hujan rintik dan berkabut serta jurang yang sangat dalam dan terjal diantara kedua sisi jalur pendakian memburtuhkan konsentrasi dan ketenangan maupun kehati-hatian. Apalagi sempat diceritakan oleh Om Nue saat team beristirahan di puncak Laki tadi, bahwa pernah ditemukan sapi liar yang jatuh dari tebing-tebingini terbelah tubuhnya seketika membentur pohon di dasar jurang yang tak dapat dilihat dengan pandangan mata. 

Pertarungan hebat terjadi antara pikiran yang memaksa terus berjalan sementara otot kaki yang hampir2 tidak dapat melangkah lagi namun gambaran pikiran yang merayu akan menapakkan kaki kita dipuncak Gunung Mutis memaksa Team untuk terus melangkah. Semangat pendakian tak pernah henti-hentinya disuarakan oleh Guide kami yang tangguh ini mendorong kami untuk terus berjalan karena jarak ke puncak gunung tinggal sedikit lagi kita gapai seketika itu pula Adrenalin terpacu dan semangat tiba2 muncul mengalahkan sisa2 tenaga pada tubuh yang betar-benar lelah.

Prasasti di Puncak Gunung Mutis
Akhirnya tepat Pukul 11.05 tanggal 07/05/2016 Team My Trip My Tapaleuk berhasil mencapai Puncak tertinggi, Bubungan Tertinggi, Kanopi Alam tertinggi di Propinsi Nusa Tenggara Timur yang kekar menjulang di ketinggian 7.963 Kaki DPL, Gunung Mutis dalam kondisi hujan dan kabut serta jalur pendakian yang basah. Waktu tempuh Team MTMT mencapai Puncak tercatat cukup cepat hanya memakan waktu 2 jam 35 dalam kondisi basah dan hujan ringan. Banyak pendakian sebelumnya membutuhkan waktu normal pendakian antara 3 sampai 4 jam. Cukup membanggakan ketika sepulangnya team dari pendakian kemudian menggali informasi pendakian-pendakian kelompok lain sebelumnya. tentunya ini bukan rekor waktu pendakian Gunung Mutis namun setidaknya Team MTMT telah mencatat waktu pendakian lebih cepat dari waktu normal. 

Dipuncak Gunung Mutis ini Sinyal BTS Telkomsel dapat dijangkau oleh Handphone kesempatan ini kita gunakan menghubungi keluarga menyampaikan informasi keadaan kita. Setelah mengambil dokumentasi dan beristirahat kurang lebih 25 menit Team memutuskan untuk turun kembali ke titik perkemahan karena dikawatirkan cuaca yang tidak menentu bisa saja seketika hujan lebat disertai petir akan menyulitkan perjalanan pulang.

Perjalanan Menuruni gunung tidak semudah yang dibayangkan karena membutuhkan pijakan kaki yang lebih kuat akibat gravitasi dan medan yang curam serta basah ini jika terpeleset sulit untuk dibayangkan. 

Besama Team Pendaki
Sesekali perhatikan pula tanah atau batu pijakan agar tidak terpeleset serta gunakan benda-benda atau tumbuhan di sisi-sisi kita sebagai pegangan untuk menjaga keseimbangan dan menghambat gaya tarik ke bawah. Jika anda berada di depan penunjuk jalan (guide) usahakan memperhatikan alur rute yang telah ada dan tetap mengikutinya. Jangan Sekali-kali membuat rute baru kalau kita tidak mengal medan jalan akbiatnya bisa fatal. Pikiran juga harus tetap positif dan usahakan senyaman mingkin ini membantu pikiran kita agar tidak berhalusinasi. karena banyak pendaki yang hilang atau jatuh dari jurang karena terbawa halusinasi akibat tubuh yang kelelahan, dehidrasi atau atau terserang hiportmia.

Beberapa pengalaman pendaki yang terbawa halusinasi menceritakan seakan sedang mengikuti alur jalan, orang lain atau sesutu yang ada didepan kita padahal sebenarnya kita telah berjalan di jalur yang salah jika tidak cepat sadar dapat tersesat dan tidak bisa menemukan kembali jalan sebenarnya atau hilang dan meninggal akibat kehabisan bekal dan terserang hipotermia (kedinginan), kejadian terburuk lainnya tiba2 terjatuh pada jurang gunung. 

Foto Bareng di Pintu awal Pendakian
Untuk itu selalu berjalan bersama kawanan atau kelompok agar dapat saling memperhatikan dan membantu, berteriaklah jika terpisah dari kelompok dan jangan panik sehingga memutuskan sesuatu yang dapat berakibat fatal atau tersesat. Seperti pendakian menuruni gunung pun tetap membutukan waktu istirahat. sekali lagi jangan istirahat terlalu lama dapat berakibat otot kita mendingin dan saat melanjutkan perjalanan bisa membuat kejang atau keram otot. istirahat sebentar dan kuatkan mental untuk kembali terus melangkah, hilangkan pikiran capek dengan keteguhan hati menyelesaikan perjalanan. 

Foto dari sabana Cagar Alam Gunung Mutis
Setelah menempuh waktu 3 jam 45 menit atau jam menunjukan 15:15 team MTMT akhirnya sampai kembali ke kemah yang team dirikan dibawah kakli gunung Mutis. Bukit Teletabis, Savana hijau yang sangat luas berbukit Rumput yang indah tanpa bebatuan serta bercelah mata air dingin yang mengalir jernih dan sejuk. Pemandangan yang benar-benar indah menghapus kelelahan dengan merebahkan diri dihamparan permadani rumput luas nan hijau. Sebuah lokasi alam ciptaan Tuhan yang ada di daratan Pulau Timor yang dikenal dengan iklim yang kering dan tandus. Sebuah tempat yang hanya membutuhkan perjalanan 4 jam dari Kota Kupang kita bisa menikmati keindahan dan kesejukan Cagar Alam Gunung Mutis yang indah dan sejuk.

Setibanya di tenda Team Pendakian bergabung kembali dengan dua Anggota yang telah menunggu selanjutnya seluruh team segera berbenah membongkar tenda selanjutnya pukul 16:10 Wita Team MTMT beranjak dari savana serta bergegas pulang menuju kupang.

Selamat Jalan Gunung Mutis nantikan kunjungan kita dilain waktu semoga kamu tetap bersahabat dengan kita saat kunjungan berikut nanti. 

Salam..... My Trip My Tapaleuk.... Tapaleuk yang bermafaat


Foto Pendakian Gunung Mutis

Ira says : Mount Mutis Is Very Big,
Nayla says: Mount Mutis is Very Beautiful and
Dila says: Mount Mutis is Very High












Tidak ada komentar:

Posting Komentar