Rabu, 10 Agustus 2016

Nemblalla, Pantai Bo'a dan Batu Termanu

Satu Malam di Pantai Nembralla (10-11/10/2015)

Team MTMT telah banyak menceritakan Destinasi Wisata kepada teman2 Tapaleuk sekalian baik Wisata Patai, Gunung maupun Air Terjun semuanya berada di Kabupaten Kupang naaah kali ini Team akan menceritakan sebuah Objek Wisata yang terletak di sebelah Barat Daya pulau Timor, sebuah Wilayah Kabupaten paling selatan di Indonesia yaitu di Kabupaten Rote 'Ndao.

Untuk mencapai Pulau Rote Teman2 Tapaleuk bisa menggunakan Transportasi Darat maupun Udara dari Kota Kupang. Jika kita menggunakan Transportasi Udara, lama penerbangan dari Bandara Udara El Tari Kupang sampai ke Bandara Lekunik yang sekarang berganti nama menjadi Bandara David Constantin Saudale (D.C Saudale) Rote 'Ndao cuma membutuhkan waktu selama 20 menit dan kala menggunakan Transportasi Laut kita dapat menumpang Kapal Ferry Standar milik ASDP atau Kapal Ferry Cepat milik Swasta. Bila Kita membawa kendaraan sebaiknya menggunakan kapal Ferry Lanbat karena Ferry Cepat tidak bisa muat Kendaraan roda empat jikalau mengangkut kendaraan roda 2 terbatas jumlahnya mungkin tidak lebih dari beberapa unit itupun kalo penumpangnya sedikit. kebanyakan ditolak tuh muat kendaraan.

Suasana Pelabuhan Ba'a senja hari
Dalam cerita ini Team MTMT akan membagi pengalaman berwisata ke pulau Rote dengan menggunakan moda transportasi kapal ferry cepat dengan harga tiket VIP Rp. 175.000,- yang memulai penyeberangan dari pelabuhan laut Tenau Kupang pukul 08:45 mengarungi selat antara  Pulau Semau dengan pantai Lalendo dan Tabulolong gelombang laut yang tenang dipagi hari bulan Oktober sedikit memberikan kenyamanan pelayaran ini. Sewaktu mengarungi selat Puku Afu yang artinya "Bermandikan Abu" kapal sedikit goyah karena laut sedikit bergelombang, selat diantara pulau Rote dan Pulau Timor ini terkenal angkernya dengan sebutan Lolok.

Saat Melewati Lolok (Pukuafu)
Sedikit saya membagikan cerita tentang asal usul kata Puku Afu ini, sebutan ini berasal dari bahasa Spanyol kata Puke yang artinya muntah-muntah dan Afu artinya menumpahkan atau mengeluarkan terus-menerus. Ucapan Puke Afu ini kemudian oleh masyarakat setempat melafalkan atau mengucapkan dengan kalimat Pukuafu.

Ceritanya bermula saat Kapal Ekspedisi pertama Portugis berlayar mengelilingi bumi selama tiga tahun sejak 8 September 1519 s/d 6 September 1522. Armada Kapal Portugis yakni Magelhaens yang berlayar dari Philipina melewati Maluku kembali ke Spanyol menyinggahi pulau Alor dan Timor Kupang, kemudian melanjutkan pelayaran melalui selat Pukuafu.

Memasuki Pelabuhan Laut Ba'a
Ketika menyeberangi Selat Pukuafu sekitar Februari 1522, kedua kapal tersebut mengalami terpaan badai dan gelombang musim Barat dahsyat yang biasanya terjadi pada bulan Desember – Februari, sehingga seluruh awak kapal mabuk dan muntah-muntah. Akibatnya, pemberian nama Selat Pukuafu bukan berasal dari bahasa Rote, artinya: “Bermandikan abu” atau ada kalangan lain mengartinya sebagai “Pukul kena jadi abu”, melainkan berasal dari bahasa Spanyol dari kata “Puke” yang memiliki arti yang dengan kata “Vomit” dalam bahasa Inggris, artinya: “muntah-muntah”. Sedangkan kata “Aafu”, artinya: “menumpahkan/mengeluarkan terus-menerus atau “menumpakan/mengeluarkan banyak sekali”. Jadi Pukeafu yang kemudian diucapkan Pukuafu, artinya: “menumpahkan/ mengeluarkan muntah terus-menerus” atau “menumpahkan/mengeluarkan muntah banyak sekali”, karena mabuk laut / sea sick (Buku "Rote Mengajar Punya Cerita" karya Yusuf L. Henuk).

Pemandangan Pantai Ba'a dari lantai 2 Hotel
Setalah melewati selat Pukuafu pelayaran kini menyusuri Pantau Utara dan Barat Laut pulau Rote menuju Dermaga Pelabuhan Laut Ba'a. Kapal Ferri Cepat Bahari Express akhirnya merapat di Dermaga Ba'a Ibukota Kabupaten Rote 'Ndao pukul 11:00 siang setelah meninggalkan pelabuhan Ba'a Team MTMT menyempatkan diri makan siang berupa menu ikan kuah asam. Ikan laut nan segar serta berbagai sajian makanan laut seperti Cumi dan Udang Laut di sebuah rumah makan tepi pantai kota Ba'a yang pemandangannya mengarah ke pantai dan pelabuhan Ba'a. 

Pemandangan Kerbau Rote, jalan menuju Desa Nembralla
Selanjutnya Jam 11:30 Team MTMT dengan menggunakan sebuah minibus yang sebelumnya telah dipesan menuju Pantai Nembralla, sebuah pantai yang sudah dikenal oleh wisatawan dalam negeri dan manca negara. Waktu tempuh menuju pantai ini +/- 1 jam, kondisi jalan sudah hotmix dan jarak dari kota Ba'a berkisar +/- 38 km. Saat memasuki wilayah Desa Pantai Nembralla suasana bagaikan Pantai Kuta dijaman dahulu. Banyak hotel, Resort maupun Home Stay yang dibangun disepanjang garis pantai yang sebagian besarnya dimiliki oleh Turis Manca negara dengan mengontrak tanah selama 20 s/d 30 tahun atau mengatasnamakan penduduk indonesia untuk mendirikan hotel atau Home Stay. Harga Hotel atau Home Stay milik bule2 ini bervariasi dan harga kamar semalam cukup mahal. Sementara dijalan-jalan banyak bule menggunakan kendaraan roda 2/motor berseliweran ada juga yang membawa papan seluncur.

Team MTMT akhirnya mendapat kamar Hotel milik penduduk setempat dengan harga perkamar Rp. 350.000,- 1 orang kalaupun jika kita ingin menambahkan Extra Bed kita wajib membayara tambahan biaya yang sama, informasi harga terakhir saat ini untuk 1 orang Rp. 500.000,- . Seluruh kamar penginapan di Nembralla bukan dihitung harga kamarnya tapi harga per-orang. Wajar saja karena fasilitas menginap sudah termasuk Sarapan Pagi, Makan Siang dan Makan Malam dengan menu masakan Indonesia serta ber-Taste Eropa.

Selesai registrasi Hotel dan mandi dikamar hotel kita langsung menuju pantai terbuka di belakang hotel ini untuk menikmati indahnya Panorama pantai Nembralla yang di sepanjang pantai ini dahan dan daun Nyiur melambai diterpa hembusan angin laut. sedangkan ditengah laut bayak sekali kapal Yacht milik Wisatawan Manca negara berlabuh.
Ada keunikan tersendiri di sepanjang pantai Nembralla dimana banyaknya pohon kelapa yang buahnya jatuh berserakan ditanah namun tidak dipungut oleh penduduk maupun masyarakat sekitar.

Di penginapan ini sebagian besar kamarnya telah ditempati oleh Wisatawan Manaca Negara dan biasanya para bule ini akan stay selama 2 s/d 3 bulan sambil menunggu puncak perlombaan Surfing International antara Bulan September s/d November setiap tahunnya.

Sunset di Pantai Nembralla
Mejelang terbenamnya matahari kami memulai mengumpulkan kayu yang ada di tepi pantai untuk dibuatkan api unggun nanti malam sambil menikmani matahari terbenam di ujung Cakrawala. Suasana pantai yang hening dan angin sepoi2 sungguh indah Panorama Alam senja di Pantai Nembralla ini. Senjapun mulai berangsur malam kami kembali ke kamar hotel untuk persiapan makan malam.

Setelah Makan malam Team kembali ke Pantai untuk membakar Api Unggun dan melepaskan lampion dari bibir pantai Nembralla. Lampion dengan warna-warni akhirnya beterbangan perlahan dihembus angin darat menuju tengah laut dengan pandangan dan perasaan takjub hingga cahaya lampion hilang dari pandangan mata. 

Berselancardi Pantai Bo'a, nomor 2 terbaik di dunia
Keesokannya (11/10/2015 Jam 8:00) setelah sarapan pagi (Breakfast) di yang disediakan hotel akhirnya Team MTMT cek out dan memulai perjalanan kearah barat daya menuju Pantai Tanjung Bo'a berjarak 7 km dari pantai Nembralla. 

Pantai di desa  Bo'a Terkenal akan Ombaknya yang menggulung dan merupakan salah satu pantai dengan Gulungan Ombak terbesar kedua didunia setelah Hawai dan menjadi surga bagi  peselancar dari seluruh dunia dan di pantai ini ajang lomba Selancar Internasional dilakukan setiap tahun antara bulan September-Oktober dan juga terdapat Hotel Bo'a Beach menurut informasi Driver yang mengantar kami pemiliknya Panji Triatmojo.

Budi daya Rumput Laut di Pesisir Pantai Nembralla dan Bo'a
Setelah menikmati Pantai Tanjung Bo'a Team MTMT melanjutkan perjalanan ke Pantai Teluk Oeseli dengan warna air laut Hijau dan kebiruan dan Pantai di pantai berpasir putih. Pantai ini sangat bersih dan nyaris tanpa sampah peninggalan/buatan manusia. Ombak pantainya juga sangat tenang serta air lautnya yang teduh sebening kaca, bertebaran didasarnya bintang laut dan vegetasi rumput laut serta tumbuhan koral yang subur belum tersentuh tangan manusia. Sangat ideal untuk mandi atau berenang menikmati air laut. Seperti kebanyakan pantai yang tenang banyak dibudidayakan rumput laut oleh penduduk pesisir.

di Pantai Nelayan Rote 'Ndao
Di Pantai ini juga banyak perahu nelayan yang ditambatkan mengingat teduhnya teluk ini dari terpaan gelombang laut seperti di pantai nembralla dan Bo'a yang terbuka, Pantai Teluk Bo'a ini sangat teduh karena didepannya terdapat Pulau 'Ndana yang hanya dihuni oleh Personil TNI karena merupakan batas luar paling selatan wilayah Indonesia. Untuk menyeberang ke pulau ini bisa menggunakan perahu nelayan dan berkoordinasi Kodim dan Satgas TNI penjaga Perbatasan Pulau 'Ndana.

Gugusan Batu di Pantai Rote
Dahulu Pulau kecil ini pernah di kelola oleh Pengusaha dari Australia untuk dikembangkan sebagai destinasi wisata bagi warga australia dan turis manca negara namun karena adanya kekawatiran dicaplok oleh negara Australia seperti Ashmore Reef, akhirnya ijin tersebut telah ditutup dan ditempatkan personil TNI untuk menjaga pulau 'Ndana. Keluarga Mesakh yang memgang hak ulayat atas tanah di pulau 'Ndana ini menghibahkan beberapa bidang tanah kepada TNI untuk dibangunkan Mercusuar dan Barak serta Pos penjagaan dengan perjanjian Rusa Liar dan Hutan serta sumber air di pulau tersebut tetap dijaga dan dilestarikan.

Pulau 'Ndana berjarak 136 km atau 74 Mil Laut dengan gugusan kepulauan Ashmore Reef yang kini diklaim sebagai wilayah Australia padahal sebelum bangsa Australia menginjakkan kaki di kepulauan tersebut para nelayan kita dari dulu sudah menggunakannya sebagai pulau persinggahan saat mencari ikan dan biota laut di perairan Laut Timor bagian selatan dan dikenal dengan nama Pulau Pasir. Bahkan di pulau tersebut juga terdapat beberapa kuburan nelayan Indonesia khususnya dari Rote. Sayangnya gugusan pulau Ashmore Reef kini telah dicaplok dan dijadikan Cagar Alam milik mereka dan melarang Nelayan kita mendekatinya. 

Didesa Pantai Teluk Oeseli ini sekarang sudah mulai dibangun Filla diatas bukit maupun Home Stay milik beberapa Publik Figur maupun Tokoh Nasional, bahkan di pantai Batu Pintu juga sudah mulai dibangun filla-filla milik Bule yang hanya sesekali datang untuk berlibur di filla milik mereka untuk berselancar/surfing atau mengikuti event Selancar internasional.

Batu Suelay
Setelah puas meng-Explore Pantai Teluk Oeseli Team melanjutkan perjalanan menuju batu Termanu di bagian Timur Laut Kota Ba'a dan untuk mencapainya Team harus kembali melalui Kota Ba'a dan menempuh jarak sejauh 10 km menuju Desa Termanu. di desa ini terdapat 2 buah batu yang menjulang tinggi dan di kenal dengan sebutan Batu Termanu. Batu Putri atau Batu Suelay berada di tepi pantai dan Batu Pria-nya atau Batu Hun sedikit berada di tengah laut dan hanya bisa dicapai jika berjalan kaki disaat air laut surut.

Konon menurut cerita legenda kedua batu tersebut dulunya berada disekitar Maluku sebelum berpindah dan akhirnya menetap di Rote. Di Rote ini ceritanya pun berlanjut dimana Batu Hun juga masih sering berjalan mengunjungi Batu Suelay di tepi pantai dan di saat-saat kunjungan tersebut menimbulkan kepanikan/ketakutan masyarakat sekitar sehingga oleh Tua Adat setempat memaku Batu Hun di tempatnya sekarang agar tidak dapat berjalan lagi mengunjungi Batu Suelay. 

Banyak pengunjung di punggung Batu Suelay
Setelah mengambil beberapa foto di Batu Termanu (Batu Suelay) Team bergegas menuju Pelabuhan laut Kota Ba'a. Sesampainya di Pelabuhan Ba'a Kapal Cepat Bahari Express masih melakukan bongkar muat. Kami pun mengambil kesempatan tersebut untuk makan siang dan tepat pukul 12:15 kapal Ferry berlayar menuju pelabuhan Nusa Lontar Tenau Kupang, Sedikit berombak penyeberangan pulang pada siang hari jika dibandingkan waktu berangkat pada pagi hari. Akhirnya sekitar jam 14:15 Kapal Ferry bahari Express merapat di Dermaga Tenau Kupang dan kami pun kembali pulang ke rumah masing-masing untuk merencanakan perjalanan Tapaleuk selanjutnya.

Demikian cerita Satu Malam di Pantai Nembralla bersama Team MTMT (My Trip My Tapaleuk).... Tapaleuk yang Bermanfaat....


Tidak ada komentar:

Posting Komentar