Rabu, 10 Agustus 2016

Nemblalla, Pantai Bo'a dan Batu Termanu

Satu Malam di Pantai Nembralla (10-11/10/2015)

Team MTMT telah banyak menceritakan Destinasi Wisata kepada teman2 Tapaleuk sekalian baik Wisata Patai, Gunung maupun Air Terjun semuanya berada di Kabupaten Kupang naaah kali ini Team akan menceritakan sebuah Objek Wisata yang terletak di sebelah Barat Daya pulau Timor, sebuah Wilayah Kabupaten paling selatan di Indonesia yaitu di Kabupaten Rote 'Ndao.

Untuk mencapai Pulau Rote Teman2 Tapaleuk bisa menggunakan Transportasi Darat maupun Udara dari Kota Kupang. Jika kita menggunakan Transportasi Udara, lama penerbangan dari Bandara Udara El Tari Kupang sampai ke Bandara Lekunik yang sekarang berganti nama menjadi Bandara David Constantin Saudale (D.C Saudale) Rote 'Ndao cuma membutuhkan waktu selama 20 menit dan kala menggunakan Transportasi Laut kita dapat menumpang Kapal Ferry Standar milik ASDP atau Kapal Ferry Cepat milik Swasta. Bila Kita membawa kendaraan sebaiknya menggunakan kapal Ferry Lanbat karena Ferry Cepat tidak bisa muat Kendaraan roda empat jikalau mengangkut kendaraan roda 2 terbatas jumlahnya mungkin tidak lebih dari beberapa unit itupun kalo penumpangnya sedikit. kebanyakan ditolak tuh muat kendaraan.

Suasana Pelabuhan Ba'a senja hari
Dalam cerita ini Team MTMT akan membagi pengalaman berwisata ke pulau Rote dengan menggunakan moda transportasi kapal ferry cepat dengan harga tiket VIP Rp. 175.000,- yang memulai penyeberangan dari pelabuhan laut Tenau Kupang pukul 08:45 mengarungi selat antara  Pulau Semau dengan pantai Lalendo dan Tabulolong gelombang laut yang tenang dipagi hari bulan Oktober sedikit memberikan kenyamanan pelayaran ini. Sewaktu mengarungi selat Puku Afu yang artinya "Bermandikan Abu" kapal sedikit goyah karena laut sedikit bergelombang, selat diantara pulau Rote dan Pulau Timor ini terkenal angkernya dengan sebutan Lolok.

Saat Melewati Lolok (Pukuafu)
Sedikit saya membagikan cerita tentang asal usul kata Puku Afu ini, sebutan ini berasal dari bahasa Spanyol kata Puke yang artinya muntah-muntah dan Afu artinya menumpahkan atau mengeluarkan terus-menerus. Ucapan Puke Afu ini kemudian oleh masyarakat setempat melafalkan atau mengucapkan dengan kalimat Pukuafu.

Ceritanya bermula saat Kapal Ekspedisi pertama Portugis berlayar mengelilingi bumi selama tiga tahun sejak 8 September 1519 s/d 6 September 1522. Armada Kapal Portugis yakni Magelhaens yang berlayar dari Philipina melewati Maluku kembali ke Spanyol menyinggahi pulau Alor dan Timor Kupang, kemudian melanjutkan pelayaran melalui selat Pukuafu.

Memasuki Pelabuhan Laut Ba'a
Ketika menyeberangi Selat Pukuafu sekitar Februari 1522, kedua kapal tersebut mengalami terpaan badai dan gelombang musim Barat dahsyat yang biasanya terjadi pada bulan Desember – Februari, sehingga seluruh awak kapal mabuk dan muntah-muntah. Akibatnya, pemberian nama Selat Pukuafu bukan berasal dari bahasa Rote, artinya: “Bermandikan abu” atau ada kalangan lain mengartinya sebagai “Pukul kena jadi abu”, melainkan berasal dari bahasa Spanyol dari kata “Puke” yang memiliki arti yang dengan kata “Vomit” dalam bahasa Inggris, artinya: “muntah-muntah”. Sedangkan kata “Aafu”, artinya: “menumpahkan/mengeluarkan terus-menerus atau “menumpakan/mengeluarkan banyak sekali”. Jadi Pukeafu yang kemudian diucapkan Pukuafu, artinya: “menumpahkan/ mengeluarkan muntah terus-menerus” atau “menumpahkan/mengeluarkan muntah banyak sekali”, karena mabuk laut / sea sick (Buku "Rote Mengajar Punya Cerita" karya Yusuf L. Henuk).

Pemandangan Pantai Ba'a dari lantai 2 Hotel
Setalah melewati selat Pukuafu pelayaran kini menyusuri Pantau Utara dan Barat Laut pulau Rote menuju Dermaga Pelabuhan Laut Ba'a. Kapal Ferri Cepat Bahari Express akhirnya merapat di Dermaga Ba'a Ibukota Kabupaten Rote 'Ndao pukul 11:00 siang setelah meninggalkan pelabuhan Ba'a Team MTMT menyempatkan diri makan siang berupa menu ikan kuah asam. Ikan laut nan segar serta berbagai sajian makanan laut seperti Cumi dan Udang Laut di sebuah rumah makan tepi pantai kota Ba'a yang pemandangannya mengarah ke pantai dan pelabuhan Ba'a. 

Pemandangan Kerbau Rote, jalan menuju Desa Nembralla
Selanjutnya Jam 11:30 Team MTMT dengan menggunakan sebuah minibus yang sebelumnya telah dipesan menuju Pantai Nembralla, sebuah pantai yang sudah dikenal oleh wisatawan dalam negeri dan manca negara. Waktu tempuh menuju pantai ini +/- 1 jam, kondisi jalan sudah hotmix dan jarak dari kota Ba'a berkisar +/- 38 km. Saat memasuki wilayah Desa Pantai Nembralla suasana bagaikan Pantai Kuta dijaman dahulu. Banyak hotel, Resort maupun Home Stay yang dibangun disepanjang garis pantai yang sebagian besarnya dimiliki oleh Turis Manca negara dengan mengontrak tanah selama 20 s/d 30 tahun atau mengatasnamakan penduduk indonesia untuk mendirikan hotel atau Home Stay. Harga Hotel atau Home Stay milik bule2 ini bervariasi dan harga kamar semalam cukup mahal. Sementara dijalan-jalan banyak bule menggunakan kendaraan roda 2/motor berseliweran ada juga yang membawa papan seluncur.

Team MTMT akhirnya mendapat kamar Hotel milik penduduk setempat dengan harga perkamar Rp. 350.000,- 1 orang kalaupun jika kita ingin menambahkan Extra Bed kita wajib membayara tambahan biaya yang sama, informasi harga terakhir saat ini untuk 1 orang Rp. 500.000,- . Seluruh kamar penginapan di Nembralla bukan dihitung harga kamarnya tapi harga per-orang. Wajar saja karena fasilitas menginap sudah termasuk Sarapan Pagi, Makan Siang dan Makan Malam dengan menu masakan Indonesia serta ber-Taste Eropa.

Selesai registrasi Hotel dan mandi dikamar hotel kita langsung menuju pantai terbuka di belakang hotel ini untuk menikmati indahnya Panorama pantai Nembralla yang di sepanjang pantai ini dahan dan daun Nyiur melambai diterpa hembusan angin laut. sedangkan ditengah laut bayak sekali kapal Yacht milik Wisatawan Manca negara berlabuh.
Ada keunikan tersendiri di sepanjang pantai Nembralla dimana banyaknya pohon kelapa yang buahnya jatuh berserakan ditanah namun tidak dipungut oleh penduduk maupun masyarakat sekitar.

Di penginapan ini sebagian besar kamarnya telah ditempati oleh Wisatawan Manaca Negara dan biasanya para bule ini akan stay selama 2 s/d 3 bulan sambil menunggu puncak perlombaan Surfing International antara Bulan September s/d November setiap tahunnya.

Sunset di Pantai Nembralla
Mejelang terbenamnya matahari kami memulai mengumpulkan kayu yang ada di tepi pantai untuk dibuatkan api unggun nanti malam sambil menikmani matahari terbenam di ujung Cakrawala. Suasana pantai yang hening dan angin sepoi2 sungguh indah Panorama Alam senja di Pantai Nembralla ini. Senjapun mulai berangsur malam kami kembali ke kamar hotel untuk persiapan makan malam.

Setelah Makan malam Team kembali ke Pantai untuk membakar Api Unggun dan melepaskan lampion dari bibir pantai Nembralla. Lampion dengan warna-warni akhirnya beterbangan perlahan dihembus angin darat menuju tengah laut dengan pandangan dan perasaan takjub hingga cahaya lampion hilang dari pandangan mata. 

Berselancardi Pantai Bo'a, nomor 2 terbaik di dunia
Keesokannya (11/10/2015 Jam 8:00) setelah sarapan pagi (Breakfast) di yang disediakan hotel akhirnya Team MTMT cek out dan memulai perjalanan kearah barat daya menuju Pantai Tanjung Bo'a berjarak 7 km dari pantai Nembralla. 

Pantai di desa  Bo'a Terkenal akan Ombaknya yang menggulung dan merupakan salah satu pantai dengan Gulungan Ombak terbesar kedua didunia setelah Hawai dan menjadi surga bagi  peselancar dari seluruh dunia dan di pantai ini ajang lomba Selancar Internasional dilakukan setiap tahun antara bulan September-Oktober dan juga terdapat Hotel Bo'a Beach menurut informasi Driver yang mengantar kami pemiliknya Panji Triatmojo.

Budi daya Rumput Laut di Pesisir Pantai Nembralla dan Bo'a
Setelah menikmati Pantai Tanjung Bo'a Team MTMT melanjutkan perjalanan ke Pantai Teluk Oeseli dengan warna air laut Hijau dan kebiruan dan Pantai di pantai berpasir putih. Pantai ini sangat bersih dan nyaris tanpa sampah peninggalan/buatan manusia. Ombak pantainya juga sangat tenang serta air lautnya yang teduh sebening kaca, bertebaran didasarnya bintang laut dan vegetasi rumput laut serta tumbuhan koral yang subur belum tersentuh tangan manusia. Sangat ideal untuk mandi atau berenang menikmati air laut. Seperti kebanyakan pantai yang tenang banyak dibudidayakan rumput laut oleh penduduk pesisir.

di Pantai Nelayan Rote 'Ndao
Di Pantai ini juga banyak perahu nelayan yang ditambatkan mengingat teduhnya teluk ini dari terpaan gelombang laut seperti di pantai nembralla dan Bo'a yang terbuka, Pantai Teluk Bo'a ini sangat teduh karena didepannya terdapat Pulau 'Ndana yang hanya dihuni oleh Personil TNI karena merupakan batas luar paling selatan wilayah Indonesia. Untuk menyeberang ke pulau ini bisa menggunakan perahu nelayan dan berkoordinasi Kodim dan Satgas TNI penjaga Perbatasan Pulau 'Ndana.

Gugusan Batu di Pantai Rote
Dahulu Pulau kecil ini pernah di kelola oleh Pengusaha dari Australia untuk dikembangkan sebagai destinasi wisata bagi warga australia dan turis manca negara namun karena adanya kekawatiran dicaplok oleh negara Australia seperti Ashmore Reef, akhirnya ijin tersebut telah ditutup dan ditempatkan personil TNI untuk menjaga pulau 'Ndana. Keluarga Mesakh yang memgang hak ulayat atas tanah di pulau 'Ndana ini menghibahkan beberapa bidang tanah kepada TNI untuk dibangunkan Mercusuar dan Barak serta Pos penjagaan dengan perjanjian Rusa Liar dan Hutan serta sumber air di pulau tersebut tetap dijaga dan dilestarikan.

Pulau 'Ndana berjarak 136 km atau 74 Mil Laut dengan gugusan kepulauan Ashmore Reef yang kini diklaim sebagai wilayah Australia padahal sebelum bangsa Australia menginjakkan kaki di kepulauan tersebut para nelayan kita dari dulu sudah menggunakannya sebagai pulau persinggahan saat mencari ikan dan biota laut di perairan Laut Timor bagian selatan dan dikenal dengan nama Pulau Pasir. Bahkan di pulau tersebut juga terdapat beberapa kuburan nelayan Indonesia khususnya dari Rote. Sayangnya gugusan pulau Ashmore Reef kini telah dicaplok dan dijadikan Cagar Alam milik mereka dan melarang Nelayan kita mendekatinya. 

Didesa Pantai Teluk Oeseli ini sekarang sudah mulai dibangun Filla diatas bukit maupun Home Stay milik beberapa Publik Figur maupun Tokoh Nasional, bahkan di pantai Batu Pintu juga sudah mulai dibangun filla-filla milik Bule yang hanya sesekali datang untuk berlibur di filla milik mereka untuk berselancar/surfing atau mengikuti event Selancar internasional.

Batu Suelay
Setelah puas meng-Explore Pantai Teluk Oeseli Team melanjutkan perjalanan menuju batu Termanu di bagian Timur Laut Kota Ba'a dan untuk mencapainya Team harus kembali melalui Kota Ba'a dan menempuh jarak sejauh 10 km menuju Desa Termanu. di desa ini terdapat 2 buah batu yang menjulang tinggi dan di kenal dengan sebutan Batu Termanu. Batu Putri atau Batu Suelay berada di tepi pantai dan Batu Pria-nya atau Batu Hun sedikit berada di tengah laut dan hanya bisa dicapai jika berjalan kaki disaat air laut surut.

Konon menurut cerita legenda kedua batu tersebut dulunya berada disekitar Maluku sebelum berpindah dan akhirnya menetap di Rote. Di Rote ini ceritanya pun berlanjut dimana Batu Hun juga masih sering berjalan mengunjungi Batu Suelay di tepi pantai dan di saat-saat kunjungan tersebut menimbulkan kepanikan/ketakutan masyarakat sekitar sehingga oleh Tua Adat setempat memaku Batu Hun di tempatnya sekarang agar tidak dapat berjalan lagi mengunjungi Batu Suelay. 

Banyak pengunjung di punggung Batu Suelay
Setelah mengambil beberapa foto di Batu Termanu (Batu Suelay) Team bergegas menuju Pelabuhan laut Kota Ba'a. Sesampainya di Pelabuhan Ba'a Kapal Cepat Bahari Express masih melakukan bongkar muat. Kami pun mengambil kesempatan tersebut untuk makan siang dan tepat pukul 12:15 kapal Ferry berlayar menuju pelabuhan Nusa Lontar Tenau Kupang, Sedikit berombak penyeberangan pulang pada siang hari jika dibandingkan waktu berangkat pada pagi hari. Akhirnya sekitar jam 14:15 Kapal Ferry bahari Express merapat di Dermaga Tenau Kupang dan kami pun kembali pulang ke rumah masing-masing untuk merencanakan perjalanan Tapaleuk selanjutnya.

Demikian cerita Satu Malam di Pantai Nembralla bersama Team MTMT (My Trip My Tapaleuk).... Tapaleuk yang Bermanfaat....


Senin, 08 Agustus 2016

Air Terjun Tesbatan

 Air Terjun Tesbatan (14/06/2015)

Hai teman2 Tapaleuk, kali ini saya posting lagi salah satu Objek wisata yang masih di wilayah Kabupaten Kupang. Kalau sebelumnya kita sudah menceritakan beberapa Objek Wisata Pantai dan Gunung naah kali ini kita beralih ke daratan. Tempat yang sejuk dan rindang ini sangat nyaman untuk dikunjungi apalagi pada saat2 musim kemarau di Kota Kupang yang terkenal panas terik. Air Terjun Tesbatan Bak Oase tersembunyi dapat menyegarkan tubuh kita dengan kesejukan aliran arus air terjun yang seakan tiada hentinya mengalir sepanjang tahun. 

Terletak di Desa Oenoni II, Kecamatan Amarasi - Kabupaten Kupang dengan jarak  +/- 54 km dari kota Kupang dapat ditempuh selama 1 jam 45 menit dengan kendaraan roda empat dengan mengambil rute Jalan Timor Raya menuju persimpangan pasar Oesao, kita berbelok ke arah kanan persimpangan menuju desa Oekabiti dan dari Oekabiti perjalanan kita arahkan ke desa Tesbatan. 

Sesampainya di Tugu jalan di desa Tesbatan  kita aka berbelok ke kanan menuju dusun Oenoni II letak Air terjun ini berada, sesampainya di pintu masuk menuju air terjun ini kita memarkir kendaraan di tempat parkiran yang sudah disediakan +/- 300 meter dari pintu masuk tersebut dan karcis parkiran juga mahal dimana untuk roda 2 Rp. 2. 000,- dan Roda empat Rp. 5.000,-, selanjutnya untuk mencapai air terjun ini harus ditempuh dengan berjalan kaki sejauh +-/ 250 m lagi melaui jalan setapak.

Kami menyarankan kepada Teman2 Tapaleuk agar membawa bekal secukupnya untuk bertamasya ke Air terjun ini karena jalan setapak ini cekup terjal dan sempit apalagi jika dimusim hujan cukup melelahkan atau merepotkan bila kita menjinjing atau memikul bekal yang banyak.


Sesampainya di air terjun ini kelelahan akibat jalan berjalan kaki tadi langsung hilang menyaksikan jernihnya air terjun Tesbatan dengan ketinggian berkisar 4 s/d 5 meter dengan warna Air Hijau kebiruan serta kelembaban udara disekitarnya yang sejuk serta vegetasi berbagai tumbuhan dan pepohonan besar disekeliling kolam air terjun menjadi kanopi yang memayungi sebagian besar tempat pemandian ini dari teriknya sinar matahari.

Pada hari-hari libur (hari Sabtu atau MInggu) biasanya Air Terjun ini sangat ramai dikunjungi bahkan untuk memarkir kendaraan saja rada sulit jadi Team MTMT menyarankan kepada Teman2 Tapaleuk untuk datang lebih pagi karena masih sepi pengunjung atau menggunakan hari2 selain sabtu atau minggu. Anda dapat menikmati air terjun ini bak kolam Privasi yang sendirian atau sekeluarga berenang atau melompat dari ketinggian air terjun atau berdiri di tebing aliran air terjun untuk merasakan semburan jatuhnya air seakan kepala dan tubuh kita di pijak oleh tekana  air terjun.


Selain di Airt Terjun bagian bawah air terjun ini juga bagus untuk acara pemotretan berlatar belakang aliran dan tebing2 Relief air terjun Tesbatan yang sejuk dan jernih.

Team MTMT berangkat dari Kota Kupang jam 08:00 pagi dan sampai di lokasi berkisar jam sepuluh kurang. Belum ada pengunjung dilokasi sehingga kita dapat menikmati sepuasnya dan sekaligus meng-Explore Air terjun dan lokasi sekitarnya dengan nyaman dan mandi bagaikan mandi di pemandian milik sendiri. Diatas Air terjun kami menemukan aliran kali yang mengarahkan air ke tebing jatuhnya air sedangkan dibagian bawah air terjun terdapat pula dinding tinggi tempat mengalirnya air melalui beberapa bibir tebing menuju kolam dibawahnya lagi yang dangkal.


Air Terjun ini memiliki beberap tingkat dan mengingat diseluruh lokasi daerah aliran air terjun ini selalu basah dan menjadikannya cukup licin jadi teman2 Tapaleuk agar hati2 berpindah tempat menuju lokasi diatas maupun dibagian bawah air terjun ini. 
Seluruh dareah air aliran air terjun ini masih bersifat alami dan belum direkayasa oleh tangan manusia, endapan daun dan batang pohon maupun ranting2 yang terbawa arus air juga mengendap di berbagai sisi aliran air ini menjadikannya benar2 alami.

Mari berkunjung ke Air Terjun Tesbatan, semoga teman2 Tapaleuk dapat menikmati Kesejukan lingkungan dan dinginnya aliran arus air ini dengan nyaman dan penuh kepuasan.

Salam MTMT (My Trip My Tapaleuk) .... Tapaleuk yang Bermanfaat...



Jumat, 05 Agustus 2016

Pantai Panfolok

Fanfolok/Panfolok (15/05/2016).


Pantai Panfolok atau Fanfolok sama saja, mungkin karena aksen menyebutkan atau pendengaran akan kalimat tersebut sehingga banyak orang menyebut dengan kalimat Fanfolok. terletak dipesisir bagian barat pulau timor tepatnya jika saya ambil dari metadata geotagging GPS saat pemotretan dokumentasi pada lokasi tersebut dengan titik koordinal Latitude = 9°56'20.857" dan Longitude = 123°35'4.6783".

Pantai Fanfolok berkarakter Pantai Cekungan atau teluk ini sangat terlindungi jika memasuki musin Muson Timur atau tiupan angin Timuran yang membawa udara panas dan dingin dari daratan benua Australia menuju benua Asia. Karakter Muson Timur yang terjadi pada bulan Juni s/d September akbat perputaran poros bumi menempatkan lintasan matahari berada dibawah garis  katulistiwa. Aliran udara pada musim ini bersifat kering dan uap airnya sedikit sekali. Kelembaban udara yang dibawa oleh tiupan angin ini juga sangat rendah menimbulkan panas disiang hari karena melewati padang gurun benua Australia bagian utara dan pada malam hari padang gurun ini cepat sekali menjadi dingin akibat pelepasan panas bumi di padang gurun langsung mengalir ke bagian atas atmosfir bumi sehingga perbedaan temperatur siang dan malam hari menjadi sangat extrim. Saat inilah sebagian besar wilayah Indonesia memasuki fase musim kemarau.

Nah itulah sedikit pencerahan mengenai terjadinya musim kemarau di sebagian besar wilayah Indonesia selanjutnya kita lanjutkan cerita mengenai Pantai satu ini. Team MTMT sebelum berangkat telah menyiapkan peralatan Pemancingan ikan laut karena di pantai ini banyak sekali terumbu karang tempat berkembang biak ikan2 kecil maupun ikan karang seperti kerapu. Lama perjalanan kurang lebih 2 jam atau berjarak 89 km dari kota kupang memutari teluk kupang melewati jalan Pariti, Bipolo, pesisir Sulamu sampai Barate kecil selanjutnya melalui jembatan besi beralas kayu menuju desa fanfolok.


Sesampainya di Pantai ini kita bertemu dengan nelayan yang rumahnya di dekat pantai yang bersedia meminjamkan perahu untuk kami gunakan memancing. Om Stefen mengarahkan kita menuju pantai tempat ditambatkan perahunya dalam lopo di tepi pantai. 

Dengan menggunakan mobil Jeep kita bisa mendrive sampai dekat lopo dibibir pantai yang berpasir lembut sehingga kita tidak kesulitan menuruni peralatan kemah dan lainnya.

Mengingat hari sudah sore team segera mendirikan kemah karena kita berencana bermalam mencoba macing ikan dengan perahu pada malam hari sekaligus menikmati suasana pantai yang sepi, tenang dan indah. Beberapa penduduk mendatangi kita untuk bercerita tentang keberadaan kampung Fanfolok maupun laut di pantai ini yang banyak ikannya. Kami makin bersemangat untuk menikmati pengalaman memancing di laut yang masih jarang didatangi ini.

Saya mencoba mengamati keadaan pantai dan lingkungan sekitarnya, benar saja pantai ini terasa lumayan lengkap karena disisi kiri pantai terdapat ombak pecah bergulung panjang sangat menantang untuk di gunakan selancar gelombang laut selanjutnya bagian tengah sampai sisi kiri pantai berombak halus dan lembut sangat nyaman untuk berenang sambil menikmati air laut dan pasir pantai yang halus. Ditengah pantai teluk ini bermuara aliran air kali yang melewati jembatan beralas kayu saat perjalanan masuk ke desa. Begitu jernih jika ingin membasuh setelah berenang di air laut.

Saat malam Menjelang Perahu untuk pemancingan mulai dipersiapkan oleh Om stefen. Team dibagi dua yang menggunakan perahu 2 orang saya dan 1 anggota team masing2 menggunakan perahu bercadik, sedikit menciutkan nyali karena perahunya relatif kecil tapi karena ada penyeimbang tangan perahu (cadik) yah lumayanlah lagian gelombang laut tidak ada. 
3 anggota team lagi berjalan kaki menuju spot pemancingan diatas batu karang sebelah kanan dengan peralatan mancing masing-masing.

Pemancingan benar-benar seru menggunakan perahu kita dapat dengan mudah berpindah tempat untuk mencari jenis-jenis ikan. Tak terhitung ikan yang terpancing dari ukuran dan jenis yang beragam (Kakap,Kerapu, dll). Setelah puas memancing kami menepi sekitar pukul 3 dini hari kemudian menambatkan perahu pada posisi semula.

Saya langsung berinisiatif membakar api unggun yang kayunya sudah kita kumpulkan sore tadi untuk menghangatkan badan sambil memasak air untuk diseduh pada kopi. Teman saya juga mengambil seekor ikan Kakap Merah untuk dipanggang dengan kayu yang ditancapkan dekat nyala api. Selanjutnya kita makan ikan bakar segar hasil pancingan dengan minum kopi. Saat menjelang pagi perut sudah kenyang kita satu-persatu anggota team tertidur.

Bunyi berisik tiba-tiba membangunkan saya, dengan sigap bangun mengamati keadaan... ooo ternyata sudah pagi walau matahari belum terlihat namun keadaan sekitar sudah cukup terang dan ternyata Anggota Team lainnya sudah duluan bangun...hmmmm ternyata saya tertidur pulas sekali sampai terlambat bangun ya. Mungkin capek mengemudikan Jeep kemudian begadang mancing sampai dini hari tadi dengan perahu membuat fisik saya kelelahan sehingga tidur saya cukup lama.

Ketika menoleh ke belakang saya disambut senyum oleh seseorang bapak yang sedang menuangkan ikan kedalam coolbox penampung ikan yang kita bawah. Sangat banyak rupanya, Saya langsung menayakan ikan dari mana bapak dan dijawab subuh tadi pasang pukat di muara. Saya bergegas mendekati kotak penyimpan ikan tersebut untuk mengetahui jenis ikan yang di masukkan, rupanya ikan Balanak dan Bandeng Laut sangat banyak, segar dan lumayan besar.


Rupanya dimuara tersebut saat air pasang tengah malam ikan-ikan ini memasuki muara kali untuk mencari makan di air payau. Air payau adalah penggabungan air laut dan air tawar dan biasanya terdapat tumbuhan mangrove yang menjadi tempat bertelur dan pembiakan ikan jenis ini. Bapak yang menjaring ikan dimuara pada subuh tadi adalah ayah dari Om Stefen. Waaah sungguh baik rupanya penduduk di sini kita yang baru dikenal sudah dihadiahi ikan begitu banyak, kami jadi salah tingkah hanya ucapan terima kasih yang dapat kami sampaikan kepada Sterfen dan Ayahnya. 


Pada Minggu pagi itu seluruh Anggota Team berbagi tugas ada yang bakar dan menggoreng ikan, ada yang membuat Sambal jeruk nipis dan saya kebagian memasak nasi. Ponakan Om Stefen yang barusan datang membawa ubi kayu dan kacang tanah tak luput juga kita bakar ubi tersebut dan menggoreng kacang tanah dengan menggunakan pasir laut didalam wajan panas. 

Sungguh riuh suasana pagi hari itu, masing-masing Anggota Team MTMT sibuk dengan tugasnya masing-masing beberapa penduduk datang bergabung di Kemah kami. Saya mengambil kesempatan menggali informasi sebanyak mungkin mengenai tempat ini. Beberapa penduduk berbisik menyampaikan pesan kalo kembali nanti tolong dibawakan alat pancing dan senur karena mereka kesulitan mendapatkan peralatan memancing. Sayapun berjanji jika nanti kembali ke tempat ini saya upayakan membawakan mata pancing dan senur untuk mereka. 

Setelah berkemas seluruh perlekapan bawaan dan menyusunya dengan rapi diatas Jeep, Team MTMT akhirnya meninggalkan pantai dan kampung Fanfolong menuju kota Kupang dengan membawa hasil pancingan dan sejuta cerita tentang Panfolok atau Fanfolok. Sebuah Desa di pesisir barat pulau timor yang indah dan menawan.

Demikian cerita pendek ini kami bagikan kepada Teman-teman "Tapaleuk" semoga Bermanfaat. 

Salam MTMT (My Trip My Tapaleu)... Tapaleuk yang bermanfaat...

Kamis, 04 Agustus 2016

Pantai Teres

Pantai Teres (19/06/2016)
Faut Muti
Kali ini saya membagikan sebuat spot wisata pantai di bagian selatan Pulau Timor namanya Pantai Teres. Pantai ini tepatnya berada di desa Buraen Kecamatan Amarasi Selatan Kabupaten Kupang. 
Pantai yang berjarak 60 km dari kota Kupang ini bisa ditempuh dari Jalur Timur melewati Kelurahan Oesao Kecamatan Kupang Timur Kabupaten Kupang atau melalui Barat Daya dari Baun Kecamatan Amarasi Barat

Team MTMT menggunakan rute Timur melalui Oesao dari persimpangan pasar lama oesao kita belok kanan melewati Oekabiti menuju desa buraen melalui Taman Hutan Raya Johannes desa kotabes Kecamatan Amarasi.

Setelah melewati Hutan Raya Johannes perjalanan diteruskan menuju komplek Satuan Radar 241 Buraen di Amarasi Selatan.
Fatu Brau
Konon Coverage Radar 241 Buraen ini bisa menjangkau wilayah ruang udara (Flight Information Region) antara lain FIR bagian barat s/d 45%  Bali, bagian selatan 45% Darwin dan bagian utara 10% Ujung Pandang dan bagian barat sebagian wilayah udara Maluku selatan dan tenggara barat. Bagi teman2 yang bermaksud mengunjungi pantai teres tidak ada salahnya kalo kita menyinggahi kompleks Satuan Radar Angkatan Udara ini karena merupakan salah satu aset Alutsista bangsa Indonesia untuk mengamankan wilayah udara kita.

Kembali ke tujuan kita yakni ke pantai Teres, setelah melewati komplek Satuan Radar ini kita seakan mengelilinginya karena jalan menuju pantai puru memutari 1/4 komplek radar kemudian terus melalui jalan utama kita akan melewati sebuh tebing tinggi namanya Fatu Brau. Teman2 Tapaleuk bisa mampir sebentar untuk selfie di tebing batu ini. Tidak terlalu sulit untuk mencapai tebing tersebut karena sudah ada jalan setapak menuju tebing. 

Dokumentasikan kehadiran teman2 di Fatu Brau ini dengan mengambil latar belakang Panorama Pantai Teres, hasilnya pasti sangat mengagumkan. Hati2 bila mengambil foto karena tebingnya sangat tinggi, ujung batunya yang tanpa penghalang, jangan sampai terpeleset saja.

Kondisi jalan dari Kota Kupang melewati Oesao, Oekabiti dan Buraen (sampai komplek Satuan Radar Buraen) ini jalannya sudah beraspal selanjutnya rute jalan selepas radar sampai dengan pantai Teres masih berupa jalan pengerasan yang belum diaspal.

Menurut informasi yang dihimpun Team MTMT, jalan menuju Pantai Teres ini dikerjakan sejak tahun 2015 oleh Kementrian Pekerjaan Umum melalui dana APBN. Apabila Proyek Peningkatan Jalan ini jika telah selesai dikerjakan nanti maka Akses wisata ke Pantai2 selatan pulau Timor akan terbuka lebar karena di bagian selatan pulau Timor ini akan terhubung badan jalan hotmix mulai dari Tabulolong, Oemoro sampai Panite  sejauh 112 km. 


Jalan dari Desa Buraen ke Pantai Teres belum diaspal
Teman2 Tapaleuk disarankan selalu mencari informasi bila berencana ke pantai Teres melalui buraen karena rute jalan menurun khusunya di Fatu Brau ini sangat tidak stabil. jika kita menggunakan City Car atau Station Wagon semisal (Jazz, Avanza, Rush, dll) yang hanya berpengerak 2 roda (Two Wheel Drive) bila teman2 memaksa juga saat sekarang ke Pantai teres sangat disarankan menggunakan mobil berpenggerak 4 roda (Four Wheel Drive) berjenis Jeep,Taff, Toyota, Jimny. Dengan kendaraan roda 2 / motor mungkin sedikit lebih mudah untuk melewati tanjakan tersebut.

Karena jika tetap memaksa menggunakan mobil Wagon atau City Car akan kesulitan di tanjakan Fatu Brau apalagi kalau jalan basah akibat hujan hmmmm badan jalannya bisa jadi medan Offroad tuh. Apa mau mobil bagus teman2 Tapaleu digunakan di medan Offroad salah2 bisa rusak dan tidak bisa pulang rumah deh. Mudah-mudahan dalam tahun ini jalannya sudah teraspal ya.
Jalan di Pantai teres telah di Hotmix

Setelah menuruni fatu brau maka Pantai Teres sebentar lagi kita temui dengan adanya badan jalan sepanjang pantai teres yang telah di aspal Hotmix kurang lebih sepanjang 7 km di bibir pantai kita dapat menyusuri pantai selatan Kecamatan Amarasi ini. Karakter Pantai ini hampir sama dengan Oetune atau kolbano demikian bentuk kebanyakan dataran pantai yang menghadap Laut Timor yang terbuka dengan gelombang panjang yang pecah dibiri pantai sampai dengan banyak batuan kerikil laut dibibir sepanjang pantai ini.


Faut Muti
Jika Teman2 Tapaleuk ingin menikmati halusnya pasir pantai teres dapat menuju arah barat laut atau ke sebeleh kiri jalan utama jika kita berhadapan dengan laut terus sampai ke sebuah muara kali. 

Adapun beberapa Spot pemotretan di pantai teres ini antara Lain Faut Muti atau Batu Jamur Batu ini hanya dapat dicapai saat air laut surut, kemudian Batu ditengah pantai saya juga belum tau namanya jadi saya namakan Batu Pohon he...he...he... STL (sok Tau Lu). 


Pohon Bakau di Pantai Teres
Pantai di dekat Batu Pohon ini cukup nyaman lumayan bersahabat ombaknya tidak terlalu besar dan pasirnya lembut. Karena laut masih pasang kami tidak bisa mendekat batu ini. mungkin lain kali saja.

Semoga dimasa depan akses jalan melalui pantai selatan ini sudah terhubung seluruhnya sesuai rencana dan harapam Team MTMT dan masyarakat NTT agar pantai2 yang indah seperti ini dapat di kembangkan sebagai pantai pariwisata terbuka dan bukan menjadi wilayah private yang dimiliki oleh orang atau company tertentu yang membuat masyarakat kebanyakan dengan budger / dana terbatas tidak bisa menikmatinya sepert pantai Nihiwatu di Sumba.

Demikian Destinasi pantai Teres ini kita posting sebagai bahan referensi bagi teman2 yang berencana "Tapeleuk" ke Pantai di Pulau Timor. 

Salam MTMT (My Trip My Tapaleuk).... Tapaleuk yang bermanfaat....

Rabu, 03 Agustus 2016

Travel Beaches new Tablolong.

Travel Beaches new Tablolong (24/07/2016)

Haloo Guest...., sesuai dengan janji sebelumnya hari ini saya posting ya sebuah pantai di Tabulolong, Kec. Kupang Barat - Kab. Kupang, Pantai ini cukup sepi dan hampir luput dari perhatian penikmat wisata pantai karena mungkin kurang dipublikasikan.

Pantai yang berjarak +/- 26 km dari kota Kupang dapat ditempuh dengan kendaraan pribadi selama 45 menit rata2 perjalanan dengan kondisi jalan bagus sampai ke lokasi pantainya.
Saking kurangnya promosi pantai ini serasa menjadi pantai private buat rombongan MTMT (My Trip May Tapaleuk) meng-Explore pantai ini minggu (24/07/2016) karena tidak adanya pengunjung selain kita2 (Enggak kaleee, kita aja yang datang setelah yang laen pada pulang he...he...he...). 

Airnya Bening, Ombak Pantainya bak Angin sepoi-sepoi membelai pasir pesisir pantainya yang putih lembut, membuat nyaman dan aman untuk anak2 mandi/renang dipantai yang indah dan teduh ini.
Bahkan untuk Kemping atau Kemah juga terdapat tanah lapang yang cukup luas dan datar datar dipantai keren ini untuk didirikan tenda sambil menikmati keindahan pantai dan Sunset di belakang pulau Semau diseberang lautan.

Terus lokasinya disebelah mana tabulolong Bro, setahu kita pantai wisata yang di tabulolong itu yang belok kiri 400 meter sebelum kampung nelayan tabulolong kan...?
Nah jawabnya kalo Guest sudah mengenal lokasi tempat wisata pantai Tabulolong, untuk menuju Destinasi pantai yang satu ini, teman2 cuman maju tambah 80 meter dari pos retribusi masuk pantai tabulolong (ingat jangan masuk ke lokasi wisatanya), tapi melalui jalan utama menuju perkampungan nelayan kemudian belok kanan ada jalan masuk ke pantai ini.

Lha Nama Pantainya Apa Gan...? nah ini dia saya juga bingung mau dibilang pantai Tabulolong orang kebanyakan tau yang namanya pantai wisata tabulolong yang ujung jalannya mentok di Balai Pembibitan dan Pembenihan Ikan. Gimana kalo kita namakan Pantai Wisata baru Tabulolong ini dengan Pantai Tabulolong 2 (Wuissss kayak tuan tanah sa he...)

Secara keseluruhan lokasi pantai ini sangat bersih dan ombaknya tenang namun sayangnya akhir-akhir ini menurut laporan/informasi yang kami terima bahwa telah ada pungutan parkir liar seharga Rp. 10.000,- permobil dengan alasan pemilik tanah dan untuk kendaraan roda 2 pungutannya saya kurang tau berapa nilainya. 

Semoga Pemerintah dan aparat desa Tabulolong bisa menertibkan pungutan liar ini dan kalaupun ada pungutan sebagai tanda masuk harus secara resmi dan wajar serta fasilitas pendukungnya bisa disediakan seperti WC atau kamar bilas/ganti pakaian bagi masyarakat yang mandi di pantai ini.

Jangan seperti di pantai Tabulolong Lama (disebelah kiri yang harga karcis masuk untuk kendaraan roda empat Rp. 35.000 kemudian ada pungutan Parkir didalamnya lagi yang harganya bisa selangit. bahkan pada musim liburan lebaran kemarin harga parkir di pantai tabulolong lama mencdapai Rp. 50.000,- permobil.


Demikian teman2 Team MTMT membagiktan Trip dan Destinasi Wisata Pantai Eksotik di Kupang ini Semoga Bermanfaat (Salam - "My Trip My Tapeluk" - Tapaleuk yang Bermanfaat)









Pendakian Gunung Mutis


Hundred Miles-Ekspedisi ke Pucak Gunung Mutis
(06/05/2016)



Tugu di Puncak Gunung Mutis
Gunung Mutis adalah salah satu gunung di pulau Timor Propinsi Nusa Tenggara Timur, Gunung ini mempunyai ketinggian/elevasi 2.427 Meter dari Permukaan Laut yang menjadikannya sebagai Titik Tertinggi di Nusa Tenggara Timur. 

Gunung ini berada di Kabupaten Timur Tengah Selatan di wilayah Cagar Alam Mutis, 150 km dari Kota Kupang atau sekitar 45 km sebelah utara dari kota So'e ataupun berkisar 22 km dari Desa Kapan.

Perjalanan menuju Cagar Alam Gunung Mutis dari Desa Kapan (Kecamatan Molo Utara) ini terbagi 2 rute. Team My Trip My Tapaleuk (MTMT) mengambil rute perjalanan Jalur Selatan melewati Desa Fatumnasi, adapun jalur timur harus melewati desa Bonleu dilanjutkan ke sabana di Kaki Gunung Mutis yang sangat luas, bisa juga ditempuh dari arat utara melalui kabupaten TTU.

Papan Informasi Pos Cagar Alam Gunung Mutis
Kawasan Gunung Mutis dan sekitarnya merupakan daerah terbasah di pulau timor, hujan turun hampir setiap bulan dengan frekuensi hujan tertinggi terjadi pada bulan November sampai Juni ,Suhu dikawasan berkisar antara 14’C – 29’C, dan pada kondisi ektrim dapat turun hingga 9’C . Angin Muson barat terjadi pada bulan November sampai Maret dengan kelembaban cukup tinggi karena mengandung uap air atau siklus musim hujan sementara pada bulan Juni sampai dengan Agustus agin muson timuran berkecepatan tinggi dengan kelembaban rendah membawah hawa dingin dari daratan benua australia tanpa uap air menjadikan siklus musim kemarau. 

Pada periode angin timuran khususnya bulan Juli s/d pertengahan bulan agustus disarankan tidak melakukan pendakian karena udara dingin kering yang sangat ekstrim melanda sebagian besar pulau Timur dan kawasan gunung Mutis. Bahkan menurut keterangan Masyarakat didesa sekitar gunung yang merupakan salah satu suku tertua di NTT yaitu suku Dawan bahwa manusia dan hewan bisa mati karena kedinginan.

Setelah bersusah payah akhirnya menjelang jam 17:30 Team MTMT dengan mengendarai Jeep Mambo (CJ 5) berpenggerak 4 roda (4 Wheel Drive) berhasil menerobos masuk ke sabana di kaki gunung dalam kondisi hujan ringan dan jalan tanjakan offroad sangat licin dan berlubang akibat kikisan aliran air hujan yang melalui tanah lempung merah yang menjadi dasar jalan. 

Team Harus berjuang hampir sepuluh kali menaklukan tanjakan yang basah dan licin tersebut yang menjadi satu-satunya jalur jalan menuju kaki gunung. 

Ternyata di Sabana sudah terdapat 1 kelompok pendakian yang terlebih dahulu mendirikan kemah satu kelompok lagi mendirikan kemah diluar jalur masuk menuju sabana karena kendaraan mereka yang tidak bisa melewati jalan masuk yang berlumpur dan licin tersebut. kedua kelompok tersebut memarkirkan kendaraan jauh di luar sabana.

Om Nue yang kita ketemu didesa Nenas menjadi satu-satunya Guide mengantarkan kami sampai di tempat yang akan kami dirikan Kemah, setelah itu Guide kami pamit pulang dan berjanji akan kembali besok pagi untuk menemani pendakian.

Setelah mendirikan kemah dan memasak makanan, Matahari pun mulai terbenam kami sempat melepas lampion kemudian menikmati langit malam di padang sabana Gunung Mutis. Kami sangat bersyukur karena setibanya di sabana cuaca mulai cerah, hujan yang mengguyur kami semenjak di desa Nenas sampai menjelang jalan masuk kaki gunung telah berhenti langitpun bersih dari awan. 

Sabana Kedua di Kaki Gunung Mutis
Pemandangan langit di Sabana kaki gunung sangat menakjubkan ditengah malam langit seakan dipenuhi butiran kilauan cahaya yang datang ribuan bahkan jutaan tahun cahaya itulah Galaksi Bima Sakti (Milky Way) tempat gugusan tata surya kita yang berpusat pada Matahari berada. Suhu udara semakin dingin namun tanpa hembusan angin kami memasuki tenda untuk tidur malam. 

Menjelang subuh udara dingin sangat mengigit serasa merasuk sampai ke tulang, seluruh Anggota Team terbangun saya berinisiatif membakar kembali kayu yang semalam kita buat api unggun pada bekas pohon mati di belakang tenda untuk menghangatkan tubuh da memasak kopi hingga pagi hari.

Team MTMT memulai pendakian pada jam 08:30 dengan tujuan pertama savana padang rumput di lereng gunung. Pada titik ini jalur pendakian belum terlalu terjal/vertikal dan diperkiraan baru 1/3 dari puncak gunung. Dua Anggota Team Menarik diri dari pendakian kembali ke kemah sekarang team pendakian tinggal 3 orang terus melakukan pendakian. 

Setelah beristirahat sebentar dan menikmati padang rumput yang dikelilingi pohon sambil diterpa kabut dan angin dingin, seketika lelah dan peluh di badan terasa hilang berganti semangat menggapai "Kanopi Tertinggi" di Propinsi NTT. Team juga sempat memotret kuda liar yang sedang bebas merumput di savana ini.

Add caption
Perjalanan pendakian dilanjutkan dan temperatur udara semakin dingin bertarung dengan suhu tubuh yang makin meningkat karena 2/3 pendakian ini adalah yang paling menantang dan membutuhkan stamina yang prima. Bermodal tongkat kayu dan sedikit air mineral bekal team dalam pendakian. Istirahat pun terkadang hanya bisa menopang pada kayu tongkat yang dipakai membantu pendakian karena sebagian besar pohon dijalur pendakian berlumut sementara tanah pijakan jalur pendakian basah disirami hujan dan kabut yang datang silih berganti.

Ada kesan yang mendalam sepanjang jalur pendakian pada daerah punggung gunung ini serasa kita menemukan dunia yang hilang, dunia jurasic atau dunia dengan pohon2 tua yang bergelantungan berbagai jenis tumbuhan benalu, batang dan tangakai pohon berjubah lumut serta tumbuhan pakis di lantai hutan tersadar bahwa kita telah memasuki dunia nyata hutan homogen dataran tinggi yang selama ini hanya dapat kita tonton dalam film friksi ilmiah seperti Jurasic Park. Pepohonan bak Bonsai Raksasa yang disamarkan dan dilindungi oleh selimut kabut, Sungguh mempesona dan juga membangkitkan bulu kuduk ketika kita berada sendirian terpisah dari rombongan didalam hutan pendakian gunung ini.

Nyeker karena Sepatu
sudah basah kuyup 
Didalam Kawasan Cagar Alam serta sekeliling tubuh gunung mutis ini masih banyak hewan liar seperti Sapi dan Kuda yang bebas merumput serta sekelabat Rusa Timor (Servus Timorensis) yang berpindah tempat terusik akan kehadiran kami sementara jauh di atas ketinggian pohon bertengger bermacam jenis burung Koak Kaok/Koak Timor (Cucak Timor), Dara Timor yang jauh lebih besar dari Burung Merpati serta beberapa jenis burung ukuran besar, Punglor Cendana serta berbagai jenis burung berkicau ukuran kecil.

Sambil menikmati suasana hutan Team tetap fokus melangkah pada satu-satunya rute pendakian jalan setapak yang terjal dengan kemiringan berkisar rata-rata 60 derajat lebih namun tidaklah licin terbukti salah satu anggota team (Fradila Dahlan) yang melepas sepatu kemudian meneruskan pendakian tanpa alas kaki sampai ke puncak serta menuruni puncak dengan kaki kosong (nyeker) karena didalam sepatu kita telah basah akibat rembesan air hujan yang turun membasahi tumbuhan semak dan rerumputan sepanjang rute pendakian.

Jalur Pendakian iika diperhatikan dengan baik kita akan menemukan bekas cacahan kulit di pohon2 yang dibuat oleh pendaki sebelumnya agar tidak tersesat namun ada baiknya kita menggunakan Guide penduduk setempat yang menuntun pendakian karena susana kabut yang membatasi jarak pandang dan medan yang basah bisa membuat kita salah jalan dan kemungkinan tersesat.


Vegetasi berbagai tumbuhan atau tanaman disekeliling gunung Mutis ini cukup lebat dimana pohon2 yang tidak pernah dijamah maupun ditebang tetap berdiri kohoh membuat tudung penghalang matahari bagi tanah tumbuhan lain dibawahnya. Pada 2/3 bagian gunung saya lebih menyukai isntilah punggung gunung, pohon2 disini mempunyai ukuran besar-besar yang tumbuh lurus dan menjulang tinggi. Adapun beberapa rebahan pohon yang mulai lapuk namun masih setia diselimuti lumut tersebut bukannya ditebang tapi tumbang karena tersambar petir demikian penjelasan Om Nue.


Guide Gunung Mutis
sangat tangguh 
Ada satu kejadian yang nyaris menjadi bencana saat team MTMT berada ditengah jalur pendakian/punggung gunung mutis kala Anggota Team (Fradila Dahlan) yang mengambil inisiatif istirahat pada batang pohon lapuk di pinggir jalur pendakian tiba2 team diserang oleh ratusan lebah besar yang mungkin terusik dari sarangnya di dalam batang pohon yang diduduki tadi membuat kami berlarian menjauhi batang pohon lapuk yang dijadikan sarang tawon tersebut. 

Serangan tawon besar mengakibatkan sengatan dilengan dan kepala didera oleh Dila yang dengan reaksi pembekakan dan perih, namun Om Nue yang menjadi Guide kami dengan cekatan mengambil beberapa lembar daun pada pohon pilihan disekitarnya kemudian memanggangnya dengan pemantik Api yang kebetulan saya bawa lalu menempelkan pada luka sengatan tawon, sungguh mujarab sekali bengkak dan sakit perih segera berkurang dan pendakian dapat dilanjutkan lagi.

Dari pengalaman tersebut Team menyarankan saat melakukan pendakian atau berada dimanapun lingkungan yang tidak kita kenal perhatikan benda2 disekeliling kita sebelum kita menyentuhnya karena mungkin ada binatang penyengat atau berbisa yang bisa membahayakan nyawa kita maupun merusak rencana yang sudah kita programkan.

Pepohonan yang diselimuti lumut
Rute perjalanan 3/3 bagian atas pendakian berikutnya mendekati puncak gunung vegetasi tumbuhan mulai berubah dimana pohon2 yang tumbuh di ketinggian ini batangnya lebih kecil diperkirakan sepeluk orang dewasa berbeda pepohonan di ketinggian 2/3 (punggung gunung) yang batang pohon besarnya membutuhkan 5 sampai 7 orang untuk dapat sepenuh memelukinya. 

Pada bagian ini jalur pendakian mengarah ke Puncak Laki sebelum menggapai Kanopi tertinggi di Nusa Tenggara Timur Puncak Gunung Mutis yang sebenarnya. Setibanya dipuncak Laki kabut semakin tebal dan basah demikian pula jarak pandang semakin terbatas kadar oksigen juga semakin tipis serta udara dan angin dingin mulai menerpa. 

Team mengambil kesempatan istirahat sebentar sambil mengumpulkan tenaga. Kami mencoba mengambil Gadged masing-masing untuk sekedar mengambil dokumentasi pribadi dan mencari signal Selular karena sejak dikaki gunung Handphone kita tidak mendapat signal BTS, Praktis komunikasi dengan dunia luar tidak dapat dilakukan. 

Di puncak Laki gunung Mutis ini Signal Seluler yang diterima oleh Perangkat HP kita berasal dari Timor Leste, wah gawat tuh kalo dibiarkan bisa kena Roaming Internasional. Bayangin pengalaman pernah melakukan percakapan ke timor leste permenit bisa kena biaya Rp. 50.000,- wow mahal kan. Sinyal BTS Timor Leste bisa sampai ke puncak Laki ini karena secara topologi jarak antara puncak gunung mutis dan perbatasan Enklave Oekusi (Timor Leste) hanya berkisar 9 km menurut line of sight communication (Jarak Pandang Signal Komunikasi tanpa halangan). Okey HP kemudian diset menjadi mode Pesawat artinya tetap hidup tapi tidak terhubung dengan BTS manapun. 

Bak Jurasic Word
Pendakian dari puncak Laki menuju Puncak Gunung Mutis berjarak kurang lebih 150 Meter namun menipisnya kadar Oksigen di daerah ketinggian 2400 meter, cuaca hujan rintik dan berkabut serta jurang yang sangat dalam dan terjal diantara kedua sisi jalur pendakian memburtuhkan konsentrasi dan ketenangan maupun kehati-hatian. Apalagi sempat diceritakan oleh Om Nue saat team beristirahan di puncak Laki tadi, bahwa pernah ditemukan sapi liar yang jatuh dari tebing-tebingini terbelah tubuhnya seketika membentur pohon di dasar jurang yang tak dapat dilihat dengan pandangan mata. 

Pertarungan hebat terjadi antara pikiran yang memaksa terus berjalan sementara otot kaki yang hampir2 tidak dapat melangkah lagi namun gambaran pikiran yang merayu akan menapakkan kaki kita dipuncak Gunung Mutis memaksa Team untuk terus melangkah. Semangat pendakian tak pernah henti-hentinya disuarakan oleh Guide kami yang tangguh ini mendorong kami untuk terus berjalan karena jarak ke puncak gunung tinggal sedikit lagi kita gapai seketika itu pula Adrenalin terpacu dan semangat tiba2 muncul mengalahkan sisa2 tenaga pada tubuh yang betar-benar lelah.

Prasasti di Puncak Gunung Mutis
Akhirnya tepat Pukul 11.05 tanggal 07/05/2016 Team My Trip My Tapaleuk berhasil mencapai Puncak tertinggi, Bubungan Tertinggi, Kanopi Alam tertinggi di Propinsi Nusa Tenggara Timur yang kekar menjulang di ketinggian 7.963 Kaki DPL, Gunung Mutis dalam kondisi hujan dan kabut serta jalur pendakian yang basah. Waktu tempuh Team MTMT mencapai Puncak tercatat cukup cepat hanya memakan waktu 2 jam 35 dalam kondisi basah dan hujan ringan. Banyak pendakian sebelumnya membutuhkan waktu normal pendakian antara 3 sampai 4 jam. Cukup membanggakan ketika sepulangnya team dari pendakian kemudian menggali informasi pendakian-pendakian kelompok lain sebelumnya. tentunya ini bukan rekor waktu pendakian Gunung Mutis namun setidaknya Team MTMT telah mencatat waktu pendakian lebih cepat dari waktu normal. 

Dipuncak Gunung Mutis ini Sinyal BTS Telkomsel dapat dijangkau oleh Handphone kesempatan ini kita gunakan menghubungi keluarga menyampaikan informasi keadaan kita. Setelah mengambil dokumentasi dan beristirahat kurang lebih 25 menit Team memutuskan untuk turun kembali ke titik perkemahan karena dikawatirkan cuaca yang tidak menentu bisa saja seketika hujan lebat disertai petir akan menyulitkan perjalanan pulang.

Perjalanan Menuruni gunung tidak semudah yang dibayangkan karena membutuhkan pijakan kaki yang lebih kuat akibat gravitasi dan medan yang curam serta basah ini jika terpeleset sulit untuk dibayangkan. 

Besama Team Pendaki
Sesekali perhatikan pula tanah atau batu pijakan agar tidak terpeleset serta gunakan benda-benda atau tumbuhan di sisi-sisi kita sebagai pegangan untuk menjaga keseimbangan dan menghambat gaya tarik ke bawah. Jika anda berada di depan penunjuk jalan (guide) usahakan memperhatikan alur rute yang telah ada dan tetap mengikutinya. Jangan Sekali-kali membuat rute baru kalau kita tidak mengal medan jalan akbiatnya bisa fatal. Pikiran juga harus tetap positif dan usahakan senyaman mingkin ini membantu pikiran kita agar tidak berhalusinasi. karena banyak pendaki yang hilang atau jatuh dari jurang karena terbawa halusinasi akibat tubuh yang kelelahan, dehidrasi atau atau terserang hiportmia.

Beberapa pengalaman pendaki yang terbawa halusinasi menceritakan seakan sedang mengikuti alur jalan, orang lain atau sesutu yang ada didepan kita padahal sebenarnya kita telah berjalan di jalur yang salah jika tidak cepat sadar dapat tersesat dan tidak bisa menemukan kembali jalan sebenarnya atau hilang dan meninggal akibat kehabisan bekal dan terserang hipotermia (kedinginan), kejadian terburuk lainnya tiba2 terjatuh pada jurang gunung. 

Foto Bareng di Pintu awal Pendakian
Untuk itu selalu berjalan bersama kawanan atau kelompok agar dapat saling memperhatikan dan membantu, berteriaklah jika terpisah dari kelompok dan jangan panik sehingga memutuskan sesuatu yang dapat berakibat fatal atau tersesat. Seperti pendakian menuruni gunung pun tetap membutukan waktu istirahat. sekali lagi jangan istirahat terlalu lama dapat berakibat otot kita mendingin dan saat melanjutkan perjalanan bisa membuat kejang atau keram otot. istirahat sebentar dan kuatkan mental untuk kembali terus melangkah, hilangkan pikiran capek dengan keteguhan hati menyelesaikan perjalanan. 

Foto dari sabana Cagar Alam Gunung Mutis
Setelah menempuh waktu 3 jam 45 menit atau jam menunjukan 15:15 team MTMT akhirnya sampai kembali ke kemah yang team dirikan dibawah kakli gunung Mutis. Bukit Teletabis, Savana hijau yang sangat luas berbukit Rumput yang indah tanpa bebatuan serta bercelah mata air dingin yang mengalir jernih dan sejuk. Pemandangan yang benar-benar indah menghapus kelelahan dengan merebahkan diri dihamparan permadani rumput luas nan hijau. Sebuah lokasi alam ciptaan Tuhan yang ada di daratan Pulau Timor yang dikenal dengan iklim yang kering dan tandus. Sebuah tempat yang hanya membutuhkan perjalanan 4 jam dari Kota Kupang kita bisa menikmati keindahan dan kesejukan Cagar Alam Gunung Mutis yang indah dan sejuk.

Setibanya di tenda Team Pendakian bergabung kembali dengan dua Anggota yang telah menunggu selanjutnya seluruh team segera berbenah membongkar tenda selanjutnya pukul 16:10 Wita Team MTMT beranjak dari savana serta bergegas pulang menuju kupang.

Selamat Jalan Gunung Mutis nantikan kunjungan kita dilain waktu semoga kamu tetap bersahabat dengan kita saat kunjungan berikut nanti. 

Salam..... My Trip My Tapaleuk.... Tapaleuk yang bermafaat


Foto Pendakian Gunung Mutis

Ira says : Mount Mutis Is Very Big,
Nayla says: Mount Mutis is Very Beautiful and
Dila says: Mount Mutis is Very High