Jumat, 05 Agustus 2016

Pantai Panfolok

Fanfolok/Panfolok (15/05/2016).


Pantai Panfolok atau Fanfolok sama saja, mungkin karena aksen menyebutkan atau pendengaran akan kalimat tersebut sehingga banyak orang menyebut dengan kalimat Fanfolok. terletak dipesisir bagian barat pulau timor tepatnya jika saya ambil dari metadata geotagging GPS saat pemotretan dokumentasi pada lokasi tersebut dengan titik koordinal Latitude = 9°56'20.857" dan Longitude = 123°35'4.6783".

Pantai Fanfolok berkarakter Pantai Cekungan atau teluk ini sangat terlindungi jika memasuki musin Muson Timur atau tiupan angin Timuran yang membawa udara panas dan dingin dari daratan benua Australia menuju benua Asia. Karakter Muson Timur yang terjadi pada bulan Juni s/d September akbat perputaran poros bumi menempatkan lintasan matahari berada dibawah garis  katulistiwa. Aliran udara pada musim ini bersifat kering dan uap airnya sedikit sekali. Kelembaban udara yang dibawa oleh tiupan angin ini juga sangat rendah menimbulkan panas disiang hari karena melewati padang gurun benua Australia bagian utara dan pada malam hari padang gurun ini cepat sekali menjadi dingin akibat pelepasan panas bumi di padang gurun langsung mengalir ke bagian atas atmosfir bumi sehingga perbedaan temperatur siang dan malam hari menjadi sangat extrim. Saat inilah sebagian besar wilayah Indonesia memasuki fase musim kemarau.

Nah itulah sedikit pencerahan mengenai terjadinya musim kemarau di sebagian besar wilayah Indonesia selanjutnya kita lanjutkan cerita mengenai Pantai satu ini. Team MTMT sebelum berangkat telah menyiapkan peralatan Pemancingan ikan laut karena di pantai ini banyak sekali terumbu karang tempat berkembang biak ikan2 kecil maupun ikan karang seperti kerapu. Lama perjalanan kurang lebih 2 jam atau berjarak 89 km dari kota kupang memutari teluk kupang melewati jalan Pariti, Bipolo, pesisir Sulamu sampai Barate kecil selanjutnya melalui jembatan besi beralas kayu menuju desa fanfolok.


Sesampainya di Pantai ini kita bertemu dengan nelayan yang rumahnya di dekat pantai yang bersedia meminjamkan perahu untuk kami gunakan memancing. Om Stefen mengarahkan kita menuju pantai tempat ditambatkan perahunya dalam lopo di tepi pantai. 

Dengan menggunakan mobil Jeep kita bisa mendrive sampai dekat lopo dibibir pantai yang berpasir lembut sehingga kita tidak kesulitan menuruni peralatan kemah dan lainnya.

Mengingat hari sudah sore team segera mendirikan kemah karena kita berencana bermalam mencoba macing ikan dengan perahu pada malam hari sekaligus menikmati suasana pantai yang sepi, tenang dan indah. Beberapa penduduk mendatangi kita untuk bercerita tentang keberadaan kampung Fanfolok maupun laut di pantai ini yang banyak ikannya. Kami makin bersemangat untuk menikmati pengalaman memancing di laut yang masih jarang didatangi ini.

Saya mencoba mengamati keadaan pantai dan lingkungan sekitarnya, benar saja pantai ini terasa lumayan lengkap karena disisi kiri pantai terdapat ombak pecah bergulung panjang sangat menantang untuk di gunakan selancar gelombang laut selanjutnya bagian tengah sampai sisi kiri pantai berombak halus dan lembut sangat nyaman untuk berenang sambil menikmati air laut dan pasir pantai yang halus. Ditengah pantai teluk ini bermuara aliran air kali yang melewati jembatan beralas kayu saat perjalanan masuk ke desa. Begitu jernih jika ingin membasuh setelah berenang di air laut.

Saat malam Menjelang Perahu untuk pemancingan mulai dipersiapkan oleh Om stefen. Team dibagi dua yang menggunakan perahu 2 orang saya dan 1 anggota team masing2 menggunakan perahu bercadik, sedikit menciutkan nyali karena perahunya relatif kecil tapi karena ada penyeimbang tangan perahu (cadik) yah lumayanlah lagian gelombang laut tidak ada. 
3 anggota team lagi berjalan kaki menuju spot pemancingan diatas batu karang sebelah kanan dengan peralatan mancing masing-masing.

Pemancingan benar-benar seru menggunakan perahu kita dapat dengan mudah berpindah tempat untuk mencari jenis-jenis ikan. Tak terhitung ikan yang terpancing dari ukuran dan jenis yang beragam (Kakap,Kerapu, dll). Setelah puas memancing kami menepi sekitar pukul 3 dini hari kemudian menambatkan perahu pada posisi semula.

Saya langsung berinisiatif membakar api unggun yang kayunya sudah kita kumpulkan sore tadi untuk menghangatkan badan sambil memasak air untuk diseduh pada kopi. Teman saya juga mengambil seekor ikan Kakap Merah untuk dipanggang dengan kayu yang ditancapkan dekat nyala api. Selanjutnya kita makan ikan bakar segar hasil pancingan dengan minum kopi. Saat menjelang pagi perut sudah kenyang kita satu-persatu anggota team tertidur.

Bunyi berisik tiba-tiba membangunkan saya, dengan sigap bangun mengamati keadaan... ooo ternyata sudah pagi walau matahari belum terlihat namun keadaan sekitar sudah cukup terang dan ternyata Anggota Team lainnya sudah duluan bangun...hmmmm ternyata saya tertidur pulas sekali sampai terlambat bangun ya. Mungkin capek mengemudikan Jeep kemudian begadang mancing sampai dini hari tadi dengan perahu membuat fisik saya kelelahan sehingga tidur saya cukup lama.

Ketika menoleh ke belakang saya disambut senyum oleh seseorang bapak yang sedang menuangkan ikan kedalam coolbox penampung ikan yang kita bawah. Sangat banyak rupanya, Saya langsung menayakan ikan dari mana bapak dan dijawab subuh tadi pasang pukat di muara. Saya bergegas mendekati kotak penyimpan ikan tersebut untuk mengetahui jenis ikan yang di masukkan, rupanya ikan Balanak dan Bandeng Laut sangat banyak, segar dan lumayan besar.


Rupanya dimuara tersebut saat air pasang tengah malam ikan-ikan ini memasuki muara kali untuk mencari makan di air payau. Air payau adalah penggabungan air laut dan air tawar dan biasanya terdapat tumbuhan mangrove yang menjadi tempat bertelur dan pembiakan ikan jenis ini. Bapak yang menjaring ikan dimuara pada subuh tadi adalah ayah dari Om Stefen. Waaah sungguh baik rupanya penduduk di sini kita yang baru dikenal sudah dihadiahi ikan begitu banyak, kami jadi salah tingkah hanya ucapan terima kasih yang dapat kami sampaikan kepada Sterfen dan Ayahnya. 


Pada Minggu pagi itu seluruh Anggota Team berbagi tugas ada yang bakar dan menggoreng ikan, ada yang membuat Sambal jeruk nipis dan saya kebagian memasak nasi. Ponakan Om Stefen yang barusan datang membawa ubi kayu dan kacang tanah tak luput juga kita bakar ubi tersebut dan menggoreng kacang tanah dengan menggunakan pasir laut didalam wajan panas. 

Sungguh riuh suasana pagi hari itu, masing-masing Anggota Team MTMT sibuk dengan tugasnya masing-masing beberapa penduduk datang bergabung di Kemah kami. Saya mengambil kesempatan menggali informasi sebanyak mungkin mengenai tempat ini. Beberapa penduduk berbisik menyampaikan pesan kalo kembali nanti tolong dibawakan alat pancing dan senur karena mereka kesulitan mendapatkan peralatan memancing. Sayapun berjanji jika nanti kembali ke tempat ini saya upayakan membawakan mata pancing dan senur untuk mereka. 

Setelah berkemas seluruh perlekapan bawaan dan menyusunya dengan rapi diatas Jeep, Team MTMT akhirnya meninggalkan pantai dan kampung Fanfolong menuju kota Kupang dengan membawa hasil pancingan dan sejuta cerita tentang Panfolok atau Fanfolok. Sebuah Desa di pesisir barat pulau timor yang indah dan menawan.

Demikian cerita pendek ini kami bagikan kepada Teman-teman "Tapaleuk" semoga Bermanfaat. 

Salam MTMT (My Trip My Tapaleu)... Tapaleuk yang bermanfaat...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar