
![]() |
Team Kloter Pertama |
![]() |
Narsis di Jembatan Noelmina-Takari |
Sebelum melanjutkan perjalanan dari SPBU kota So'e tersebut saya menitip pesan kepada rombongan team agar kita mencari tempat yang cukup nyaman di sepanjang jalan di daerah niki-niki untuk istirahat makan dengan bekal ransum makan yang telah dimasak oleh ibunya Andi dan ibunya Nadya-Atya. Team MTMT memang selalu memanfaatkan alam terbuka untuk istirahat dan makan karena disnilah kita membangun karakter dan hubungan kita dengan Alam dalam suasana yang bersahaja.
Setelah istirahat makan siang di pinggir jalan Ahmad Yani luar kota Niki-niki kami kembali melanjutkan perjalanan menuju daerah sasaran berikutnya yaitu kota Kemenanu (Kefa) dengan elevasi +/- 400 Meter Dari Permukaan Laut (MDPL) di kota Kefamenanu kami beristirahat di Taman Kota Jl. Patimura sambil merekam Video Kiki Challenge - Do You Love Me yang lagi viral di berbagai mancanegara dengan bintangnya Haimien. Scane pengambilan video Kiki Challenge ini ada bagian yang lucu sehingga membuat seluruh anggota team segar kembali. Komunkasi dengan Team Kedua telah terkonfirmasi Armada rombongan yang sedang menyusul Team kami kini berada di daerah Camplong akhirnya kami memutuskan untuk melanjutkan perjalanan.
Selanjutnya perjalanan diteruskan dari kota kefamenanu menuju kota Wini karakter jalan yang banyakan menurun karena elevasi kota Kefa berada di ketinggian sedangkan kota Wini yang berada di pesisir pantai dengan ketinggian +/- 5 MDPL dan jarak tempuh +/- 45 km kami libas dengan waktu 1 jam saya sengaja membawa rombongan sedikit cepat tapi tidak ngebut lho pertimbangan waktu yang semakin sore.
Rute perjalanan kefa-wini sangat berkelok-kelok dengan sudut tikungan yang cukup ekstrim melalui perbukitan dan lembah2 bahkan dibeberapa badan jalan telah mengalami longsor akibat erosi tanah yang tergerus air hujan. Saking banyaknya tikungan jalan antara kota kefa-wini membuat saya menamakan rute jalan ini dengan sebutan rute jalan seribu bok (tikungan). Bagi teman-teman pencinta Blok MTMT kami sarankan apabila melewati rute ini sebaiknya kondisi fisik kamu harus fit dan tidak ngantuk serta menjaga kecepatan kendaraan kamu agar tidak terlalu negbut mengingat medan jalannya yang berkelok2 itu bisa sangat beresiko jika kita lengah.
langsung membawa rombongan untuk menyewa kamar penginapan di Marjon Resort satu-satunya hotel/penginapan di kota wini. Harga kamar permalam Rp. 275.000,- dan kalau ditambah Extra Bed kita harus merogoh kocek tambahan Rp. 75.000,- . Sebenarnya para Srikandi Tapaleuk dalam Team Pertama ini beberapa kali meminta agar kita berkemah saja agar lebih berkesan tapi kali ini saya tolak karena kalau saya hitung total anggota gabungan Team Pertama dan Team Kedua berjumlah 36 orang. Wooou pasti kerepotan nanti kalo-kalo ada yang membutuhkan Toilet dan Air untuk keperluan memasak dan lain sebagainya sehingga saya putuskan menginap di Resort tersebut.


Team Pertama MTMT ini menggunakan kendaraan bukan type jeep sehingga mobil kami harus dikemudikan secara perlahan agar tidak terguncang hebat ataupun merusak suspensi kendaraan kami.
![]() |
Lahan Parkir dan Jajanan Penduduk setempat |
rumahnya disekitar lokasi dibawah bukit kecil Tuamese ini dengan ramah sambil mengarahkan mobil kita menempati area parkir yang telah disediakan.dan ternyata sudah banyak pengunjung yang tiba terlebih dahulu dilokasi baik yang sedang rehat/beristirahat di lahan parkir namun tidak sedikit yang masih berada di atas bukit dengan kesibukannya masing2 mengambil angle foto terbaik dengan berlatar belakang panorama lembah tambak bandeng dan udang Tuamese tersebut.

Tak terasa sudah mentari secara perlahan kembali ke peraduannya dan kami pun sadar senjapun akan segera tiba menyelimuti pertiwi hingga saya segera mngarahkan kamera foto kearah ufuk barat untuk mengabadikan sunset dari bukit Tuamese.
Para pengunjung pun secara teratur satu-perasatu mulai menuruni bukit setelah puas memotret dengan berbagai gaya. Tak terhitung berapa kali saya telah memencet timbol shutter kamera saya maupun Handphone teman2 Team MTMT yang berpose dengan berbagai gayanya yang manja maupun pura-pura serius.
Matahari telah menghilang di ufuk barat dan beberapa anggota team sudah lebih dahulu turun menuju parkiran kendaraan untuk bersiap kembali ke hotel tempat kita akan menginap nanti malam. Lahan parkir kendaraan pengunjung tempat kita memarkir kendaraan dijaga oleh penduduk setempat dengan imbalan biaya parkir permobil sebesar Rp. 5.000,-. per-mobil.
Pukul 18: 15, Team MTMT kembali menuju Resort tempat kita menginap di kota Wini dan di pemukiman sekitar Tanjung Bastian saya sempat membeli ikan hasil tangkapan Nelayan setempat untuk bekal makan malam nanti karena di hotel tersebut kami hanya disediakan sarapan pagi sementara makan siang dan malam harus mencari sendiri atau memesan di hotel dengan bayaran terpisah.
Tanjung Bastian ini adalah aset Pemda TTU yang dahulu adalah salah satu Primadona Destinasi Wisata Pantai di Kabupaten TTU. disini setiap tahun dijadikan Event Tetap Pacuan Kuda, Lokasi yang unik di dekat pantai dan para joki kuda saat perlombaan sangat tradisional karena tidak menggunakan Pelana Kuda serta tanpa alas kaki pula.
Dahulu tempat ini banyak dikunjungi Turis dari Manca Negara namun kini lokasi wisata Tanjung Bastian bagaikan tempat sampah dan kandang hewan dan seakan sengaja dibiarkan terlantar.
Pukul 18: 50, Kita kembali lanjutkan cerita perjalanan MTMT menuju tempat penginapan untuk istirahat dan menyiapkan makan malam nanti mengingat cadangan makan yang kita yang menipis akhirnya ikan tongkol pisang yang kita beli di tanjung bastian menjadi lauk utama kami. Rencananya ikan tersebut akan kita goreng menggunakan kompor gas minyak tanah namun kompor tersebut di titip pada mobil jeep Willys Aba Dullah Djawas dan Team kedua yang saya konfirmsi dalam perjalanan telah mendekati kota Wini ya kita sabar menunggu hingga sekita pukul 08:00 Team kedua MTMT Explorer Tuamese tiba di Penginapan dengan selamat.
Jumlah anggota pada Team Kedua sebanyak 22 orang jadi total MTMT Explore Tuamese kini setelah digabungkan menjadi 36 orang. Suasana di Resort ini makin ramai karena Team Pertama dengan Aktivitas Goreng ikan begitu juga dengan Team kedua mulai mengeluarkan bekal makanan untuk makan malam bersama. Teras kamar hotel menjadi dapur dadakan ada yang mengelar alas di teras hotel sementara para wanita dan ibu-ibu memakai kamar hotel untuk membersihkan diri.
Malam makin larut Team Kedua yang baru tiba mungkin karena kelelahan memutuskan tidur lebih cepat sedangkan team pertama yang sudah banyak istirahat memilih bermain kartu Uno di lopo dekat Pantai.
Ide bermain Kartu Uno ini adalah Holia Gazali Anggota Termuda di Team MTMT dan saya dengan penasaran ingin diajari cara bermain Kartu Uno. Holia, Gian dan Haimien bergantian mengajari metode dan trik bermain Kartu Uno dan Gian lah yang paling Intens membimbing saya hingga mahir bermain kartu Uno tersebut.
Serunya Permainan Kartu Uno ini sambil meledek pemain yang kalah dengan hukuman jongkok sangat ceria dan jenaka hingga tidak terasa jam telah menunjukkan pukul 02:15 dini hari dan kamipun memutuskan untuk istirahat
Pikul 10:30, Saya bersama Team Kedua Kembali ke Penginapan untuk pesiapan makan siang dan Cek Out dari Hotel menuju sasaran berikut yakni Cross Border Wini Humusu C / Humusucey.
Tempat ini adalah Perbatasan Resmi ke 3 dari 3 Perbatasan antara Timor Barat NTT - Indonesia dengan Enclave Oekusi Negara Timor Lest, dua perbatasan lain adalah Batugade dan Motamasin.
Team Kedua yang baru sampai di Hotel memutuskan untuk menyiapkan Makan Siang sementara Team Pertama sudah mempersiapkan diri untuk menuju Perbatasan Humusucey dan saya yang membawa sebagian anggota Team Pertama memutuskan duluan ke Perbatasan sedangkan Team kedua masih beristirahat dan menyiapkan makan siang.

Perjalanan dari Resort Marjon ke Perbatasan ini tidak lama karena berjarak +/- 3 kilometer dri tempat penginapan. Setibanya di perbatasan dan mengisi buku tamu di Pos penjagaan kami pun diijinkan masuk untuk mengambil foto di Pos didalam kompleks ini yang dibangun dengan megahnya oleh Pemerintah Indonesia.
Pukul 13:30, Team Pertama akhirnya meninggalkan perbatasan Wini Humusucey kembali menuju Kota Kupang dengan rencana berikut Transit di Kota Kefamenanu untuk istirahat makan.
Demikian Teman-teman Tapaleuk yang setia membaca Blog ini semoga cerita perjalanan kali ini dapat menjadi referensi wisata kalian. Sampai jumpa di Trip berikutnya salam MTMT (My Trip My tapaleuk), Tapaleuk yang bermanfaat.